BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang
terjadi pada sistemkeluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan
antar anggota keluargadisepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa
tahapan atau kurun waktutertentu.Pada setiap tahapan mempunyai tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agartahapan tersebut dapat dilalui dengan
sukses.
Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga
serta tugas tugasperkemabangannya.Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam
mendeteksi adanyamasalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat
masalah yaitu potensialatau aktual.
1.2.
Tujuan
1.2.1 Tujuan
Umum
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam
memelihara kesehatan keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status
kesehatan keluarganya
1.2.2 Tujuan
Khusus
1.2.2.1
Meningkatkan
kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh
keluarga.
1.2.2.2
Meningkatkan
kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
1.2.2.3
Meningkatkan
kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah
kesehatan para anggotanya.
1.2.2.4
Meningkatkan
kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
1.2.2.5 Meningkatkan produktivitas keluarga
dalam meningkatkan mutu hidupnya
1.3. Manfaat
1.3.1
Mahasiswa manpu memahami tentang konsep keluarga.
1.3.2
Mahasiswa dapat mengetahui arti peranan dalam keluarga
khususnya dalam tahap perkembangan.
1.3.3
Memberikan pengalaman pada mahasiswa tentang pola kebiasaan
keluarga di Indonesia.
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga.(Duvall dan Logan, 1986).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. (Bailon dan Maglaya, 1978).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Departemen Kesehatan RI, 1988).
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1.
Terdiri dari dua atau lebih individu
yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
2.
Anggota keluarga biasanya hidup
bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
3.
Anggota keluarga berinteraksi
satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak,
kakak dan adik.
4.
Mempunyai tujuan : menciptakan
dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan
sosial anggota.
2.2
Struktur Keluarga
1.
Patrilineal : keluarga sedarah
yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2.
Matrilineal : keluarga sedarah
yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ibu.
3.
Matrilokal : sepasang suami
istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
4.
Patrilokal : sepasang suami
istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5.
Keluarga kawinan : hubungan
suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara
yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
Dari struktur keluarga diatas, maka dapat dipahami
bahwa struktur keluarga memiliki ciri-ciri yaitu :
1.
Terorganisasi : saling
berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2.
Ada keterbatasan : setiap
anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam
mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3.
Ada perbedaan dan kekhususan :
setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
2.3
Ciri-Ciri Keluarga
1.
Suami sebagai pengambil
keputusan.
2.
Merupakan suatu kesatuan yang
utuh.
3.
Berbentuk monogram.
4.
Bertanggung jawab.
5.
Pengambil keputusan.
6.
Meneruskan nilai-nilai budaya
bangsa.
7.
Ikatan kekeluargaan sangat erat.
2.4
Bentuk Keluarga
1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga
inti).
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga
yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu
rumah.
c. Keluarga usila
Keluarga
yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri.
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan
anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita.
e. The extended family
(keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam
satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua
(kakak-nenek), keponakan, dll).
f. The single-parent family
(keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan
anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end).
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama.
Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll).
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k. The single adult living
alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
2. Non-tradisional :
a. The unmarried teenage
mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri.
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan anak bersama.
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
pasangan suami-istri (marital partners).
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi
sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan
atau problem kesehatan mental.
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
2.5
Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.Berbagai peranan yang terdapat
di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1.
Peranan ayah.
Ayah
sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2.
Peranan ibu.
Sebagai
istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
3.
Peranan anak :
Anak-anak
melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik
fisik, mental, sosial dan spiritual.
2.6
Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis :
a.
Meneruskan keturunan.
b.
Memelihara dan membesarkan anak.
c.
Memenuhi kebutuhan gizi
keluarga.
d.
Memelihara dan merawat anggota
keluarga.
2. Fungsi Psikologis :
a.
Memberikan kasih sayang dan
rasa aman.
b.
Memberikan perhatian di antara
anggota keluarga.
c.
Membina pendewasaan kepribadian
anggota keluarga.
d.
Memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi sosialisasi :
a.
Membina sosialisasi pada anak.
b.
Membentuk norma-norma tingkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
c.
Meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
4. Fungsi ekonomi :
a.
Mencari sumber-sumber
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
b.
Pengaturan penggunaan
penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
c.
Menabung untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari
tua).
5. Fungsi pendidikan :
a.
Menyekolahkan anak untuk
memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimilikinya.
b.
Mempersiapkan anak untuk
kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang
dewasa.
c.
Mendidik anak sesuai dengan
tingkat-tingkat perkembangannya.
2.7
Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap
perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap stabil.Menurut
Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui
tahapanperkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti
pola yangsama.
Tahap
perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998).
1.
Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing
individu laki-laki (suami) danperempuan (istri) membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah danmeninggalkan keluarga masing-masing.Meninggalkan
keluarga bisa berartipsikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang
masih tinggal denganorang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga
baru membutuhkan penyesuaian peran danfungsi.Masing-masing belajar hidup
bersama serta beradaptasi dengan kebiasaansendiri dan pasangannya, misalnya
makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya. Adapun tugas perkembangan, yaitu :
1.
Membina hubungan intim danmemuaskan.
2.
membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial.
3.
mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota
dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga, istri dan keluarga sendiri.
2.
Keluarga “child bearing” kelahiran
anak pertama
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.Tugas
perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:
1. Persiapan menjadi orang tua.
2. Adaptasi dengan perubahan anggota
keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan.
3. Mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji
peran orang tua; bagaiaman orang tuanberinteraksi dan merawat bayi. Perawat
perlu menfasilitasi hubungan orang tua danbayi yang positif dan hangat sehingga
jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tuadapat tercapai.
3. Keluarga
dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur
2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan :
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
2. Membantu anak untuk bersosialisasi.
3. Beradaptasi dengan anaky baru lahir,
sementara kebutuhan anak lain juga harus terpenuhi.
4. Mempertahankan hubungan yang sehat
baik didalam keluarga maupun dengan masyarakat.
5. Pembagian waktu untuk individu,
pasangan dan anak.
6. Pembagian tanggung jawab anggota
keluarga.
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi
tumbuh kembang.
4.
Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak berumur
6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir padasaat anak berumur 12 tahun. Pada
tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlahmaksimal sehingga keluarga sangat
sibuk.Selain aktivitas di sekolah, masing-masinganak memiliki minat
sendiri.Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yangberbeda dengan anak.Tugas
perkembangan keluarga :
2.
Mempertahankan keintiman pasangan.
3.
Memenuhi kebutuhan
dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk
meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah
dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas
baik di sekolah maupun di luar sekolah.
5.
Keluarga dengan anak remaja
Dimulai saat anak berumur 13 tahun
dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian.Tujuannya untuk memberikan tanggung
jawab serta kebebasan yang lebih besaruntuk mempersiapkan diri menjadi orang
dewasa.Tugas perkembangan :
1.
Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
2.
Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3.
Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang
tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4.
Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena
orang tua melepas otoritasnya danmembimbing anak untuk bertanggung
jawab.Seringkali muncul konflik orang tuadan remaja.
6.
Keluarga dengan anak dewasa
Dimulai pada saat anak pertama
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anakterakhir meninggalkan
rumah.Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan adaatau tidaknya anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.Tugas perkembangan :
1. Memperluas keluarga inti menjadi
keluarga besar.
2.
Mempertahankan keintiman pasangan.
3.
Membantu orang tua memasuki masa tua.
4.
Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5.
Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7.
Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak
yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhirsaat pensiun atau salah satu
pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase inidianggap sulit karena masa
usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagalsebagai orang tua.Tugas
perkembangan :
1.
Mempertahankan kesehatan.
2.
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak.
3.
Meningkatkan keakraban pasangan.
Fokus mempertahankan kesehatan pada
pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan
dan lain sebagainya.
8.
Keluarga usia lanjut
Dimulai
saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya
meninggal. Tugas perkembangan :
1.
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2.
Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan.
3.
Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4.
Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5.
Melakukan life review.
6.
Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Perkembangan keluarga
merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga meliputi;
perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu.
Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu.Pada
setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan
tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat
3.2
Saran
Upaya
untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan keluarga melalui
penyuluhan mengenai peran anggota keluarga dan
perkembangan keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat
dilakukan guna mencapai kebutuhan kesehatan keluarga
yang optimal.Upaya ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan,
untuk itu perlu dukungan oleh pihak-pihak yang peduli terhadap kesehatan keluarga.
mba bisa minta daftar pustaka nya
BalasHapusMakasih mbak
BalasHapusDapuss
BalasHapusLosht ga Rewel
BalasHapus