Minggu, 06 Mei 2018

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF BPH


ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF BPH

(BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA) PADA KLIEN Tn “A“

DI KAMAR OPERASI TANGGAL 25 MEI 2005

Tanggal masuk         : 10 Mei 2005

Jam                           : 11.40
No MR                     : 24 30 47

A.    PENGKAJIAN

  1. Biodata
a.       Identitas klien
Nama                     : Tn “ A“
Umur                     : 61 Tahun
Jenis kelamin         : laki – laki
Agama                   : Islam
Pendidikan                        : -
Pekerjaan               : Tani
Alamat                  :
b.      Penanggung jawab
Nama                     : Tn “ H“
Umur                     : 33 tahun
Agama                   : Islam
Jenis Kelamin        : Laki-laki
Hub dgn klien       : Anak
Alamat                 

  1. Riwayat kesehatan
a.       Keluhan utama MRS : Tidak bisa kencing, kecing sedikit demi sedikit.


b.      Keluhan saat dikaji
Klien mengeluh nyeri saat kencing dan bila kencing keluar sedikit demi sedikit, dan klien merasa khawatir dengan operasi yang akan dijalaninya.
c.       Riwayat perjalanan penyakit :
Klien mengatakan sejak 3 bulan yang lalu klien mengeluh sulit kencing, bila kencing biasanya sedikit-sedikit (menetes). Klien mengatakan nyeri tekan di bawah pusar. Klien mengatkan 1 bulan yang lalu pernah di rawat di RSU Praya dengan keluhan yang sama tetapi karena klien tidak merasakan adanya perubahan klien minta pulang paksa. Karena adanya inisiatif dari keluarga klien dibawa ke RSUD Mataram pada tanggal 10 / 05 / 2005 jam 11.40 lewat poliklinik dengan keadaan umum sedang, kesadaran Composmentis (4,5,6), tekanan darah 120/80, nadi 84, suhu  36,2, respirasi 20x/mt.
d.      Riwayat penyakit sebelumnya:
Klien mengatakan belum pernah ia mengalami sakit seperti ini, klien mengatakan biasanya ia mengeluh kepala pusing, badan pegal-pegal serta matanya yang dikeluhkan hingga saat dikaji bila melihat untuk jarak yang jauh sering samar-samar.
e.       Riwayat penyakit keluarga.
Klien dan keluarga mengatakan tidak ada dari anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit yang serupa dengan klien, dan keluarga juga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang sedang maupun pernah mengalami penyakit menurun dan menular.
  1. Riwayat Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1)      Biologis
a.       Pernapasan
Sebelum sakit     :  klien menyatakan tidak pernah mangalami gangguan pernapasan seperti sesak nafas.
Saat sakit            : klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam bernafas seperti sesak nafas, klien mengatakan kadang-kadang ia batuk, bila saat batuk klien mengeluh nyeri meningkat pada abdomen.
b.      Nutrisi
Sebelum sakit     : klien mengatakan makan 3x sehari kadang lebih dengan porsi yang berbeda-beda, klien mengatakan tidak ada kesulitan untuk menelan. Klien minum biasanya 6-8 gelas sehari kadang juga lebih.
Saat sakit            : klien mengatakan, makan setiap 3 kali sehari dengan porsi yang sedikit berkurang dari biasanya sejak klien menjalani rawat inap. Klien mengatakan minum 6-7 gelas sehari.
c.       Eliminasi
Sebelum sakit     : klien mengatakan bahwa BAB dab BAKnya teratur. Klien BAB 2x sehari kadang lebih, tidak ada nyeri saat mengedan sedangkan untuk BAKnya biasanya 4-5x sehari kadang lebih, tidak ada kesulitan dalam BAK.
Saat sakit            : keluarga klien mengatakan, klien BAB ke kamar mandi dengan dibantu keluarga, klien BAB 1-2 kali dalam 2 hari dengan konsistensi sedang dan bau khas feses. Mengenai BAKnya klien menggunakan dower kateter, pada saat pengkajian jam 10.00, di dalam dower kateter terdapat 200 cc air kemih.
d.      Aktivitas
Sebelum sakit     : klien mengatakan ia beraktivitas tanpa mengalami gangguan.
Setelah sakit       :  klien mengatakan ia masih dapat memenuhi kebutuhannya sendiri namun kadang klien meminta bantuan kepada anggota keluarga yang lain. Seperti ke kamar mandi, BAB.
e.       Kebersihan diri
Sebelum sakit     :  klien mengatakan mandi 2x kadang 3x sehari dan sikat gigi 1-2x sehari.
Saat sakit            : klien menyatakan sejak dirawat di RSU klien tidak pernah mandi ataupun dilap oleh anggota keluarganya.
f.       Istirahat Tidur
Sebelum sakit     : klien mengatakan tidak mengalami gangguan istirahat tidur. Klien mempunyai kebiasaan tidur jam 10 malam. Lama tidur klien 6-8 jam sehari.
Saat sakit            : klien menyatakan sejak dirawat untuk tidur kadang-kadang terganggu/ sering terjaga karena adanya nyeri pada abdomen di bagian bawah pusar. Klien mengatakan bahwa selama sakit klien lebih sering tidur siang, klien tetap tidur jam 10 malam,
2)      PSIKOLOGIS
Klien mengatakan bahwa ia merasa khawatir dengan operasi yang akan dijalaninya dan klien merasa cemas dengan keadaanya, klien juga sering menyakan jam berapa ia akan dioperasi. Serta apakah penyakitnya akan sembuh atau tidak. 
3)      SOSIAL
Klien menyatakan biasa bergaul dengan siapa saja di lingkungannya maupun lingkungan rumah sakit saat ini.
4)      SPIRITUAL
Sebelum sakit klien dapat menjalankan ibadahnya baik sholat lima waktu, zidkir terkadang klien membaca yasin.
Setelah sakit klien menyatakan tetap menjalani kewajibannya sebagai umat yang beragama namun tidak seperti sebelum sakit.
  1. PEMERIKSAAN FISIK
a.       Vital Sign
1)      Keadaan umum           : baik
2)      Kesadaran                   : chomposmentis
3)      Tekanan darah             : 120/80 mmHg,
4)      Nadi                            : 80 X/mnt,
5)      Respirasi.                     : 20 X/mnt.
6)      Temperatur                  : 36 OC
b.      Head to Toes
1)      Kepala
Ø  Rambut : beruban, rambut pendek dan rambut terlihat bersih, tidak terdapat ketombe, tidak terdapat lesi di kulit kepala
Ø  Wajah     : bentuk wajah oval, tidak terapat luka atau lesi di sekitar wajah, pada saat perawatan luka wajah klien tampak meringis akibat nyeri pada daerah operasi. Kulit wajah keriput. skala nyeri berada pada angka 3 dengan menggunakan interval skala 0-5, raut wajah klien tampak tegang.
Ø  Hidung  : hidung klien bersih, tidak terdapat polip, pertumbuhan rambut hidung tampak merata.
Ø  Mulut     : keadaan bibir kering, tidak terdapat sariawan, lidah klien kotor berwarna merah disertai bintik-bintik putih pada pangkal lidah. keadaan gigi tidak lengkap berwarna putih kekuning-kuningan.
Ø  Leher      :  tidak terdapat bendungan vena jugolaris, denyut arteri karotis teraba, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
Ø  Thorax    : bentuk simetris, pengembangan dada maksimal, tidak terdapat weezing dan stridor saat respirasi, frekuensi 20x/mt.
2)      Abdomen        : terdapat nyeri tekan, turgor kulit tidak kembali cepat.
3)      Extremitas (anggota gerak)
Tidak ada keterbatasan gerak pada kedua ekstremitas klien. Kulit kering, ekstermitas atas tidak terdapat lesi, pergerakan tidak dibatasi pada kedua ekstermits baik atas maupun bawah,kedua ekstermitas klien berkeringat.
4)      Genetalia
Genetalia kotor, tidak terdapat bulu pubis.
  1. PEMERIKSAAN PENUNJANG
o   USG tanggal 21 Mei 2005
o   Rontgen tanggal 20 Mei 2005

o   Hasil laboratorium tanggal 21 Mei 2005
Haemoglobin                     : 11,7
Lekosit                              : 11.600
Eritrosit                             : 4,06
Trombosit                          : 249.000
Hematokrit                        : 34,3
Hitung Jenis lekosit           : Ba : -, Eo : 2, St : -, Seg : 80, Lym : 18.
Laju endap darah              : 10
Clthing time                      : 6’00”          
Bleeding time                    : 3’00”
Jenis pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Glukosa
-          Puasa
-          2 jam PP
-          Sewaktu



113


Mg%
Mg%


70-106
<160
Bilirubin
-          Total
-          Direck

0,08
0,36

Mg%
Mg%

<1,0
<0,2
SGOT
24
U/L
<40
SGPT
27
U/L
<41
Alkali Phospatase
169
U/L
L: 115    P: 105
Total Protein
6,0
Gr%
6,4 – 8,3
Albumin
4,1
Gr%
3,5 – 5,0
Globulin
1,9
Gr%
2,9 – 3,3
Urea
43
Mg%
6 – 26
Kreatinin
1,1
Mg%
L: 0,9 – 1,3
P : 0,6 – 11
  1. PENGOBATAN (21-5-2005)
·         Ampicicillin 3x 1 Ampl
·         Antrain 3x 1 Ampl
·         Transamin 3x 1 Ampl


B.     PRE OPERATIF
1.       ANALISA DATA
NO
SYMPTOM
ETIOLOGI
PROBLEM
1
















2



DS :
·    Klien mengatakan merasa khawatir dengan operasinya
·    klien mengatakan kepala terasa pusing
DO :
·    Adanya nyeri tekan
·    klien tampak meringis akibat nyeri tekan di daerah abdomen.
·    skala nyeri berada pada angka 3 dengan menggunakan interval skala 0-5
·    temperatur : 36 , Tc 120/80 mmHg, N 80 X/mnt, Resp. 20 X/mnt





DS :
·    klien mengatakan merasa khawatir dengan operasinya
DO :
·    klien selalu bertanya tentang operasinya dan apakah penykitnya akan sembuh atau tidak
·    wajah klien tampak tegang
·    ekstermitas klien berkeringat

Hiperplasi prostat
 


Menyempitnya saluran kencing


Menekan jaringan sekitar
 


Merangsang persyrafan sekitar
 


Nyeri



Kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang proses pembedahan
Gangguan rasa nyaman nyeri
















Cemas


2.       DIAGNOSA KEPERAWATAN
a)      Gangguan rasa nyaman nyeri b/d hiperplasi prostat d/d  Klien mengatakan merasa khawatir dengan operasinya, klien mengatakan kepala terasa pusing, Adanya nyeri tekan, klien tampak meringis akibat nyeri tekan diabdomen, skala nyeri berada pada angka 3 dengan menggunakan interval skala 0-5, temperatur : 36 , Tc 120/80 mmHg, N 80 X/mnt, Resp. 20 X/mn.
b)      Cemas b/d kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang proses pembedahan d/d  klien mengatakan merasa khawatir dengan operasinya, klien selalu bertanya tentang operasinya dan apakah penykitnya akan sembuh atau tidak, wajah klien tampak tegang, ekstermitas klien berkeringat.

3.       RENCANA KEPERAWATAN.
1.      Prioritas keperawatan.
a.       Gangguan rasa nyaman (nyeri)
b.      Cemas
2.      Rencana keperawatan
Hr/Tgl/Jam
DX
Tujuan
Rencana Tidakan
Rasional
Rabu
25/5/2005
09.00

















Rabu
25/5/2005
09.00

1



















2.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri teratasi dengan criteria
-        Klien tidak mengeluhkan adanya nyeri
-        Skala nyeri ada pada angka 1 (0-10)
-        Klien tidak meringis lagi






Setelah dilakukan perawatan selama 30 jam diharapkan kecemasan klien dapat berkurang dengan criteria sebagai berikut:
-       Klien tidak merasa khawatir lagi.
-       Klien mengatakan siap untuk dioperasi
-           Tanda-tanda vital dalam batas yang normal
-           Ekstermitas tidak berkeringat lagi
1.       observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital klien


2.       atur posisi yang nyaman untuk klien.



3.       ajarkan pada klien teknik relaksasi dan distraksi







1.      kaji penyebab cemas klien





2.      jelaskan peda klien tentang tujuan operasi


3.      beri pengertian dan support mental untuk klien siap menghadapi operasinya kali ini karena operasi akan berjalan dengan lancar, serta anjurkan klien untuk tetap tenang dan tidak memikirkan jalannya operasi
4.      anjurkan klien untuk berdoa menurut kepercayaannya
1.  tanda-tanda vital merupakan indicator utama terjadinya infeksi yang juga merupakan petunjuk terhadap tingkat kejadin nyeri
2.  posisi yang nyaman dapat memberikan rasa nyaman dan aman bagi klien sehingga tidak memperberat rasa nyeri yang dirasakan klien.
3.  dengan teknik relaksasi dapat menambah suplai O2 dalam jaringan yang nyeri sehingga nyeri dapat berkurang, distraksi dapat mengurangi impuls nyeri yang di persepsikan oleh korteks



1.      dengan mengkaji penyebab cemas klien, dapat mengetahui masalah apa yang menimpa klien sehingga perawat dapat menentukan intervensi yang akan dilakukan.
2.      Pengathuan tentang tujuan operasi dapat membantu klien untuk siap menghadapi operasinya
3.      dengan harapan klien merasa tidak sendiri dan ada yang memerhatikannya dan klien tidak merasa khawatir dengan jalannya operasi yang keempat.




4.      dengan harapan klien iklas dan rela menjalani operasinyas

4.       IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.
Hr/Tgl/Jam
DX
Tindakan Keperawatan
Respon Hasil
Rabu
25/5/2005
09.00



09.05






Rabu
25/5/2005
09.15


09.30


09.35





1












2














1.      Mengobservasi keadaa umum dan tanda-tanda vital klien



2.      mengatur posisi yang nyaman bagi klien sebelum dilakukannya operasi (dalam posisi semi fowler)
3.      Mengajarkan pada klien teknik relaksasi dan distraksi



1.       Mengkaji penyebab cemas klien



2.       Menjelaskan peda klien tentang tujuan operasi

3.       Memberi pengertian dan support mental untuk klien siap menghadapi operasinya kali ini karena operasi akan berjalan dengan lancar, serta anjurkan klien untuk tetap tenang dan tidak memikirkan jalannya operasi

1.        keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, klien merasa tenang,   temperatur : 36 , Tc 120/80 mmHg, N 80 X/mnt, Resp. 20 X/mn.
2.        klien mengatakan lebih nyaman dalam posisi yang demikian.

3.        klien mengikuti instruksi yang dilakukan oleh perawat



1)     klien mengatakan ia cemas karena penyakitnya tidak kunjung sembuh dan ia terus dioperasi
2)     klien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh perawat
3)     klien mengatakan merasa siap untik melakukan operasi dan tidak khawatir lagi karena ia ingin sembuh dari sakitnya





2.        EVALUASI KEPERAWATAN.
 Tgl/Jam
DX
Perkembangan SOAP
Rabu
25/5/2005
10.00










Rabu
25/5/2005
10.05












I












II














S : 
Þ   Klien mengatakan masih terasa nyeri bila di tekan
Þ   Klien mengatakan merasa tenang
O :
Þ   Klien tidak meringis lagi
Þ   Skala nyeri berada pada angka 1 dengan menggunakan interval skala 0-10
Þ   keadaan umum klien sedang
A  :
Þ   masalah teratasi sebagian
P  :
Þ   Intervensi dilanjutkan ke intra operatif

S : 
Þ   Klien mengatakan tidak cemas lagi dan tidak khawatir lagi
Þ   Klien mengatakan siap untuk melaksanakan operasinya
O :
Þ   Klien tidak cemas
Þ   Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, klien merasa tenang,   temperatur : 36 , Tc 120/80 mmHg, N 80 X/mnt, Resp. 20 X/mn.
A  :
Þ   masalah  teratasi
P  :
Þ   Intervensi dilanjutkan ke intra operatif




C.     INTRA OPERATIF
Klien tidur terlentang di atas meja tindakan, baju operasi dibuka, infus dipasang RL di grojok, kemudian klien diatur pada posisi miring kiri untuk dilakukan tindakan anestesi spinal karena tindakan yang dilakukan adalah prostatectomy. Anestesi dilakukan jam 10.30. Klien diatur pada posisi terlentang lagi, klien mengatakan kakinya terasa lemas, susah untuk diangkat. Dilakukan desinfeksi dengan betadine pada daerah operasi, setelah itu daerah operasi ditutup dengan duk steril. Operasi dimulai pada jam 10.40, memeriksa tekanan darah klien, Alat-alat disiapkan, karena merupakan operasi besar alat-alat yang yang digunakan juga banyak antara lain : klem bengkok dan klem lurus 12 buah, 2 buah gunting, 4 pincet dua diantaranya pincet anatomis. Pisau dan gagangnya. Setelah itu dilakukan tindakan insisi sepanjang 8 cm, dilakukan dengan perlahan-lahan dan lapis demi lapis, dilakukan cesht pada arteri yang putus guna menghentikan perdarahan, selanjutnya vesica urinaria dibuka dan dilakukan pemasangan dawer cateter no 24 dan irigasi no 18, selama tindakan terjadi perdarahan kurang lebih 400 cc dan klien di grojok guna menyeimbangi cairan yang keluar agar tidak terjadi syok pada klien kurang lebih 1500 cc NaCl. setelah selesai luka ditutup kembali dengan jahitan dua lapis. Bekas operasi ditutup dengan gass steril diberi plester, duk diangkat, infus dinormalkan kembali. 











1.           Analisa Data
NO
SYMPTOM
ETIOLOGI
PROBLEM
1




















DS :
Þ   Klien mengatakan kakinya terasa lemas dan tidak dapat diangkat
Þ   klien mengatakan tidak terasa nyeri pada bagian perut dan kakinya
DO :
Þ   Klien terbaring terlentang keadaan lemah, tertutup dengan duk
Þ   Terjadi perdarahan 400 cc
Þ   Temperatur : 36 , Tc 120/80 mmHg, N 80 X/mnt, Resp. 20 X/mnt


efek spinal anestesi

faso dilatasi

 Tekanan darah menurun

 Syok hipopolemik



tindakan infasi

perdarahan

 Penurunan kadar haemoglobin dalam darah
 


 Tekanan darah menurun

 Syok hipopolemik

  

Resiko tinggi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit




















2.           Diagnosa keperawatan
a)      Potensial terjadinya perdarahan b/d tindakan opensif d/d Klien mengatakan kakinya terasa lemas dan tidak dapat diangkat, klien mengatakan tidak terasa nyeri pada bagian perut dan kakinya, klien terbaring terlentang keadaan lemah, tertutup dengan duk, terjadi perdarahan 400 cc, temperatur : 36 , Tc 120/80 mmHg, N 80 X/mnt, Resp. 20 X/mnt.

3.           Rencana Keperawatan
Tgl/Jam
DX
Tujuan
Rencana Tidakan
Rasional
Rabu
25/5/05
11.50










1












Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien diharapkan  potensial terjadinya perdarahan tidak terjadi dengan kriteria
-        Tekanan darah normal
-        Perdarahan selama operasi kurang dari 500 cc
-        Tidak ada tanda-tanda syok
1.  observasi tekanan darah klien




2.  observasi jumlah perdarahan klien

3.  atasi perdarahan

4.  berikan cairan melalui IV sesuai protap




1.   tanda-tanda vital merupakan indicator utama untuk menilai apakah terjadi perdarahan hebat yang dapat mengakibatkan syok
2.   memantau dan menilai jumlah perdarahan yang keluar selama tindakan
3.   guna mengghindari terjadinya syok
4.   guna menyeimbangi jumlah cairang yang keluar selama tindakan agar tidak terjadi syok pada klien selama tindakan operasi.

4.           Imlpementasi Keperawatan
Hr/Tgl/Jam
DX
Tindakan Keperawatan
Respon Hasil
Rabu
25/5/2005
12.00
1




1.       mengobservasi tekanan darah klien setiap 5 menit.

2.       Mengobservasi jumlah perdarahan pada klien yang terjadi selama operasi
3.       Mengatasi perdarahan yang terjadi
4.      memberikan cairan melalui IV sesuai protap.(infus NaCl)
1.       tekanan darah klien 110/80 mmhg, klien tampak lemah seperti orang tidur.
2.      perdarahan 400 cc
3.       perdarahan nampak berhenti
4.       infus di grojok guna menyeimbangi cairan yang keluar selama tindakan guna tidak terjadi syok pada klien.
5.            Evaluasi
Tgl/Jam
DX
Perkembangan SOAP
Rabu
25/5/2005
12.40







I









S :  -
O :
Þ   Tekanan darah klien 110/80 mmHg
Þ   Perdarahan 400 cc
Þ   Tidak ada terlihat tanda-tanda syok
A  :
Þ   masalah teratasi
P  :
Þ   Intervensi dilanjutkan ke post operasi


D.     POST OPERATIF
Diruang RR klien terbaring lemah, klien mengatakan kakinya terasa lemas tidak dapat diangkat, infus terpasang 20 tts/mnt, dawer cateter terpasang, irigasi terpasang, klien merasa seperti orang tidur.
1.       Analisa Data
NO
SYMPTOM
ETIOLOGI
PROBLEM
1
DS :
Þ   Klien mengatakan kakinya terasa lemas dan tidak dapat diangkat
Þ   Klien mengatakan merasa seperti orang tidur.
DO :
Þ   Klien terlihat lemah
Þ   Klien tidur dalam posisi semi fowler ( ½ duduk ) dan tidak dapat mengangkat kedua kakinya
Þ   Protap anestesi bedrest 24 jam
Pengaruh anestesi spinal dan Pemasangan alat-alat kesehatan.

Intoleransi aktivitas







2.       Diagnosa Keperawatan
a.      Intoleransi aktivitas b/d pengaruh anestesi spinal dan tindakan infasif d/d Klien mengatakan kakinya terasa lemas dan tidak dapat diangkat, Klien mengatakan merasa seperti orang tidur, Klien terlihat lemah, Klien tidur terlentang dan tidak dapat mengangkat kudua kakinya, Protap anestesi bedrest 24 jam.
3.       Rencana Tindakan
Hr/Tgl/Jam
DX
Tujuan
Rencana Tidakan
Rasional
Rabu
25/5/2005
 12.50



1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan  pada klien diharapkan intoleransi aktivitas dapat dicegah dengan kriteria :
-        Mempercepat pengembalian fungsi gerak dari pengaruh anestesi
-         Aktivitas klien terpenuhi
1.        observasi vital sign


2.        posisikan pasien semi fowler

3.        penuhi kebutuhan pasien


4.        anjurkan pada pasien untuk bedrest 24 jam.
1.  vital sign merupakan petunjuk utama untuk mengetahui keadaan umum klien
2.  dengan posisi semi fowler diharapkan efek anastesi tidak mempengaruhi otak.
3.  pasien akan merasa kebutuhannya terpenuhi dan klien dapat bedrest dengan tenang
4.  untuk mengembalikan fungsi oragan-organ tubuh dari pengaruh anastesi, serta menjaga keadaan luka operasi.


4.       Implementasi
Hr/Tgl/Jam
DX
Tindakan Keperawatan
Respon Hasil
Rabu
25/5/2005
12.50
1
1. observasi vital sign





2. posisikan pasien semi fowler

3. penuhi kebutuhan pasien


4. anjurkan pada pasien untuk bedrest 24 jam
1.      didapatkan vital sign sebagai berikut:
suhu : 36 OC
nadi : 80x/menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
2.      terlihat pasien tidur dalam posisi semi fowler

3.      kebutuhan pasien terpenuhi selama di ruang recovery room

4.      klien tampak bedrest dengan posisi semi fowler dan tampak lemas.

5.       Evaluasi
Tgl/Jam
DX
Perkembangan SOAP
Rabu
25/5/2005
13.00



I
S :  -
O :
Þ   Klien tampak lemas,
Þ   Kebutuhan klien selama diruangan recovery room terpenuhi
Þ   Klien tampak bedrest dengan posisi semi fowler
A  :
Þ   masalah teratasi sebagian
P  :
Þ   Intervensi dilanjutkan di ruang mawar.