Senin, 03 Juni 2013

EKSTERMITAS BAWAH (TULANG GERAK BAWAH)

EKSTERMITAS BAWAH (TULANG GERAK BAWAH)
FRAKTUR
FEMUR
PATELA
KRURIS
META TARSAL
Pengertian
Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis.

Fraktur patella adalah suatu gangguan integritas tulang yang ditandai dengan rusak atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dikarenakan tekanan yang berlebihan yang terjadi pada tempurung lutut.
Terputusnya kontinuitas tulang dan di tentukan sesuai jenis dan luasnya pada tulang tibia dan fibula yang biasanya terjadi pada bagian proksimal atau kondinus, diafisis, atau persendian pergelangan kaki
Fraktur Metatarsal adalah terputusnya (rusaknya) kontinuitas tulang pada punggung kaki mengarah ke jari-jari pada kaki yang disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis.
Etiologi
Fraktur patologis, fraktur yang di akibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma yang disebabkan oleh suatu proses seperti osteoporosis imperfekta, penyakit metabolik
Trauma di bagi menjadi dua yaitu :
·    Trauma langsung : biasanya penderita jatuh dengan posisi miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras
·    Trauma tidak langsung : titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, contoh terpleset di kamar mandi pada orang tua.
Fraktur patella terjadi karena otot kuadriseps berkonteraksi dengan hebat, misalnya pada saat menekuk dengan keras.
Penyebab lainnya adalah klien jatuh dan mengenai langsung tulang patella.
1. Trauma
2. Gerakan pintir mendadak
3. Kontraksi otot ekstem
4. Keadaan fatologs : osteoporosis dan neoplasma
Fraktur ditimbulkan oleh trauma
1.Trauma Langsung
2.Trauma tak langsung
3.Trauma ringan
Berdasarkan Garis Patah.
1.  Fraktur komplet bila garis patahnya menyeberang dari satu sisi ke sisi yang lain, jadi mengenai seluruh korteks.
2.  Fraktur Inkomplet bila tidak mengenai korteks sisi yang lain, jadi masih ada korteks yang utuh. Seringkali pada anak-anak disebut “Greenstick Fracture”.
Berdasarkan Arah Garis Patah.
1.      Fraktur Melintang.
2.      Fraktur Miring.
3.      Fraktur Spiral.
4.      Fraktur Kompresi.
5.      Fraktur V / T / Y, sering pada permukaan sendi.
Patofisiologi
Batang femur dapat mengalami fraktur oleh trauma langsung, puntiran atau tuisting, atau pukulan pada bagian depan lutut yang berada dalam posisi fleksi pada kecelakaan jalan raya, dengan demikian trauma langsung yang keras seperti yang dapat di alami pada kecelakaan atau mobil diperlukan untuk menimbulkan fraktur batang femur. Pendarahan interna yang masih dapat menimbulkan renjatan berat.
1.      Trauma langsung
·      Disebabkan karena penderita jatuh dengan posisi lutut pleksi dimana patella terbentur dengan lantai.
·      Karena diatas patella terdapat subkutis dan kutis, sehingga dengan benturan tersebut tulang patela mudah patah.
·      Biasanya jenis patahnya stelata, dan biasanya jenis patah ini medial dan lateral quardlisep expansion tidak ikut robek, hal ini meyebabkan masih dapat melakukan ekstensi lutut melawan grafitasi
2.      Trauma tak langsung
·     Krena tarikan yang sangat kuat dan otot kuat risep yang membentuk musculotendineous melekat pada patella, sering terjadi pada penderita yang jatuh dengan tungkai bawah menyentuh tanah terlebih dahulu dan otot kuat risep konteraksi secara keras untuk mempertahankan kesetabilan lutut.
·     Biasanya  garis patahnya transversal avulse ujung atas atau ujung bawah dan patella
Biasanya di sebabkan oleh trauma abduksi tibia terhadap femur saat kaki terfiksasi pada dasar misalnya terauma sewaktu mengenfarai mobil. Pada anamnese biasanya didapatkan adanya riwayat trauma pada lutut setelah pemeriksaan fisik perawata akan mendapatkan adanya pembengkakan, nyeri dan hemartrosis sehingga terjadi gangguan pergerakan sendi lutut.
Penyebab fraktur adalah trauma
Fraktur Patologis : Fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma yang disebabkan oleh suatu proses yaitu :
·         Osteoporosis Imperfekta
·         Osteoporosis
·         Penyakit metabolic

Tanda dan gejala
·         Nyeri hebat di tempat fraktur
·         Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah
·         Rotasi luar dari kaki lebih pendek
·         Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.
·         Pembengkakan pada patela
·         Nyeri
·         Hilangnya fungsi
·         Deformitas
·         Krepitasi
·         Dan perubaha warna lokal pada kulit
·         Jika diraba ada ruang pada fragmen patella
·         Didapatkan adanya cekungan dan klien tidak dapat melakukan ekstensi anggota gerak bawah
1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang di imobilisasi, hematoma dan edema
2. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulangnya patah
3. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di atas dan di bawah tempat fraktur
4. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dan lainnya
5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit.
1.  Nyeri hebat ditempat fraktur
2.  Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah
3.  Rotasi luar dari kaki lebih pendek
4.  Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsiberubah, bengkak, krepitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas
Pemeriksaan penunjang 
·         X.Ray
·         Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans
·         Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.
·         CCT kalau banyak kerusakan otot.
1.      Foto rontgen
·         Untuk mengetahui lokasi dan garis fraktur
·         Mengetahui tempat dan type fraktur
2.      Skor tulang tomograbhy, skor C1, MR1 untuk mengidentifikasi jaringan lunak
3.      Artelogram dicurigai bila ada kerusakan vaskuler
1.    Foto radiologi, menentukan lokasi dan luasnya
2.    Pemeriksaan darah lengkap
3.    Arteryografi dilakukan bila ada kerusakan vaskuler
4.    kreatinin
1. Rontgen, untuk menetukan lokasi, luas dan jenis fraktur.
2. Scen tulang, CT Scant MRI : untuk memperlihatkan fraktur dan mengidentifikai rusakan.
Konflikasi
·         Perdarahan, dapat menimbulkan kolap kardiovaskuler
·         Infeksi, terutama jika luka terkontaminasidengan dunia luar
·         Non-union, lazim terjadi pada fraktur pertengahan batang femur, terauma, kecepatan tinggi dan fraktur dengan interposisi jaringan lunak diantra pragmen. Fraktur yang tidak menyatu memerlukan bonegraf dan fiksasi interna
·         Malunion, disebabkna oleh abduktor dan aduktor yang bekerja tanpa aksi antagonis pada fragmen atas untuk abduktor dan fragmen distal untuk aduktor. Deformitas varus diakibatkan oleh kombinasi gaya tersebut.
·         Trauma arteri dan syaraf jaringan
1.      Osteoaarthritis atelofermoral apa bila tidak dilakukan reposisi patella tidak akurat, akan terjadi ketidak sesuaian antara patella dan kondilus femur
2.      Gangguan fleksi ekstensi
3.      Kekakua sendi lutut
4.      Non union
1.Mal-union : Tulang patah telah sembuh dalam posisi yang tdk sempurna
2.Belayed Union : proses penyembuhan yang terus berjalan tetapi dengan kecepatan yg lebih lambat dari normal
3.Non-Union : tulang yang tidak menyambung kembali.
1.Sindrome Kompartemen
2.Vaskuler
3.Mal Union
4.Osteoartritis
5.Algodistrofi
6.Kekakuan yang hebat pada sendi atau spasme sendi
Penatalaksanaan
·         Traksi
·         Fiksasi Interna
·         Fiksasi Eksterna
·         Cast Bracing
Biasanya tergantung pada manifestasi klinis klien yang meliputi :
1.      Fraktur yang tidak bergeser bila ada hemartrosis yang besar, dilakukan aspirasi secara steril dan dipasangkan gips slinder selama 4 – 6 minggu
2.      Fraktur yang berger. Fraktur transversal memerlukan operasi dan rekosntruksi kembali serta ekspansi ekstensor dan tulang patella dengan menggunakan tension bandwiring
3.      Fraktur katup bawah
4.      Fraktur kominutif berat. Dalam kondisi ini dilakukan pengangkatan patella
1.      Reduksi fraktur terbuka dan tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmen yang patah sedapat mungkin untuk kembali seprti semula
2.      Imubilisasi fraktur : dapat dilakuakan dengan fiksasi eksterna dan interna
3.      Pemberian analgetik
4.      Status neuro vaskuler misalnya predararan darah, nyeri, perbedaan gerakan,
5.      Latihan isometrik dan septing otot di usahakan untuk meminimalkan atropi disus dan meningkatkan predaran darah
1.      Traksi
2.      Reduksi tertutup dengan menggunakan gips atau fiksasi luar (alat-alat dari logamyang dipasangkan pada tulang dengan menggunakan pen)
3.      Reduksi terbuka debgab menggunakan pen, skrup, plat, kawat atau jarum
4.      X – Ray
5.      Bone scans, tomogram, atau MRI Scans
6.      Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler
7.      CCT kalau banyak kerusakan otot



Tidak ada komentar:

Posting Komentar