Kamis, 27 September 2012

SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI KESEHATAN


BAB I
KONSEP SOSIOLOGI
1.      Sosiologi
Sosiologi terdiri dari kata socius : masyarakat dan logos : ilmu. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat, perilaku sosial manusia (perilaku kelompok, interaksi kelompok & menganalisis pengaruh kegiatan kelompok pada anggotanya). Sosiologi : pengetahuan tentang hubungan sosial manusia & produk dr hubungan tersebut
2.      Sosiologi kesehatan
Sosiologi Kesehatan : ilmu terapan sosiologi, kajian sosiologi dalam konteks kesehatan. Sosiologi Kedokteran : studi tentang faktor-faktor sosial dalam etiogi (penyebab), prevalensi (angka kejadian), profesi kedokteran& hubungan dokter-masyarakat. Perilaku kesehatan, pengaruh norma sosial thd perilaku, interaksi antar petugas & petugas kesehatan-masyarakat. Prinsip dasar : penerapan konsep & metode sosiologi dalam mendeskripsikan, menganalisis, memecahkan masalah kesehatan
3.      Metodologi sosiologi
-      Menggunakan penelaahan ilmiah didasarkan bukti yang dapat diuji.
-      Identitas sosiologi adalah sifat empiris yaitu mempelajari apa yang terjadi (das sein) di masyarakat bukan yang seharusnya (das sollen) terjadi di masyarakat. (Roland J Pellegrin )
Aspek hubungan interaksi antara individu dgn individu & kelompok, serta kelompok dgn kelompok
a.       Metode :
Ø Kualitatif : tidak bisa diukur dg angka tetapi nyata dalam masyarakat (metode historis, komparatif, studi kasus)
Ø Kuantitatif : bisa diukur dg angka menggunakan skala, indeks, tabel & formula (metode statistik,sociometry)
b.      Metode Historis : analisis peristiwa di masa silam merumuskan prinsip umum.
c.       Metode Komparatif : perubandingan antara bermacam-macam masyarakat perbedaan, persamaan serta sebab-sebabnya.
d.      Metode studi kasus (case study) : penelaahan suatu persoalan khusus yang merupakan gejala umum dari persoalan lainnyadalil umum.
e.       Sociometry : himpunan konsep dan metode yang bertujuan menggambarkan & meneliti hubungan antar manusia dalam masyarakat secara kuantitatif.
f.       Metode Historis : analisis peristiwa di masa silam merumuskan prinsip umum.
g.      Metode Komparatif : perubandingan antara bermacam-macam masyarakat perbedaan, persamaan serta sebab-sebabnya.
h.      Metode studi kasus (case study) : penelaahan suatu persoalan khusus yang merupakan gejala umum dari persoalan lainnyadalil umum
4.      Metode Riset Sosiologi Kesehatan
A.    Metode riset :
a)      Cross Sectional
Longitudinal :
1)      Prospektif : pengamatan saat ini dilanjuntukan ke depan dalam jangka waktu tertentu.
2)       Retrospektif ( ex post facto) : studi yang bekerja mundur, menggunakan data yang telah dicatat.
3)      Metode eksperimen laboratorium dan lapangan, dgn teknik pasangan (match-pair technique) & teknik penugasan acak.
b)      Teori implisit dan eksplisit
Ø  Teori Implisit : tindakan sosial yang dilandasi oleh asumsi bahwa setiap orang memiliki keunikan & membutuhkan perlakuan yang berbeda.
Ø  Teori Eksplisit : upaya mem-verbal-kan apa yang dilakukan manusia dalam berinteraksi dengan sesama manusia.
5.      Konsep Umum Tentang Kesehatan
Health for all : kesehatan adalah kebutuhan setiap individu dari berbagai kalangan status kesehatan (sakit–sehat), ekonomi(kaya-miskin), sosial (elit-wong alit), geografik (desa-kota) dan psikologi perkembangan (bayi, anak, remaja, dewasa, manula).
Promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif(penyembuhan), rehabilitatif (perbaikan). All for health : seluruh aktifitas manusia terkait dan berpengaruh thd kesehatan. Perspektif nilai kesehatan : kemampuan menggali unsur budaya/sumber daya alam untuk kesehatan


a)      Dimensi kesehatan manusia :
1)     Jasmaniah material keseimbangan nutrisi
2)     Kesehatan fungsional organ energi aktivitas jasmaniah
3)     Kesehatan pola sikap dikendalikan pikiran
4)     Kesehatan emosi-rohaniah aspek spiritual keagamaan
Perawatan kesehatan yang menyeluruh (holistik). Proses penyembuhan dengan menggunakan terapi nutrisi, emosi & sosial (dukungan/support dr keluarga motivasi sembuh pasien).
6.      Peran Sosiologi dalam Praktik Kesehatan
a.       Peran Sosiolog :
§  Sebagai ahli riset : penelitian ilmiah & pembinaana pola pikir terhadap masyarakat
§  Konsultan kebijakan : menganalisis fakta sosial, dinamika sosial & kecenderungan proses serta perubahan sosial
§  Teknisi dalam perencanaan & pelaksanaan program kegiatan masyarakat
§  Peran sebagai pendidik kesehatan : wawasan & pemahaman thd tenaga kesehatan/ pengambil kebijakan kesehatan
b.      Manfaat Sosiologi bg kesehatan :
§  Mempelajari cara org meminta pertolongan medis
§  Mengetahui latar belakang sosial-ekonomi masyarakat dalam pemanfaatan layanan kesehatan
§  Menganalisis faktor-faktor sosial dalam hubungannya dg etiologi penyakit
§  Menganalisis fakta –fakta sosial (sakit, cacat fisik)
§  Penilaian klinis lebih rasional
§  Menghargai perilaku pasien, kolega & organisasi
§  Menangani kebutuhan sosial –emosional pasien
7.      Individu, Masyarakat & Kebudayaan
a.       Individu :
§  Individuum : yang tak terbagI
§  Individu memiliki jasmani - rohani / fisik-psikis yang menyatu/utuh
§  Memiliki keunikan tdk ada orang yang persis sama
Manusia sebagai makhluk social :
§  Tunduk pada aturan / norma social
§  Menampilkan perilaku yang mengharapkan penilaian org lain
§  Memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dg orang lain
§  Potensi akan berkembang bl hidup di tengah manusia
b.      Masyarakat
Masyarakat : suatu kelompok manusia di bawah tekanan kebutuhan dan pengaruh kepercayaan, ideal dan tujuan,tersatukan dalam suatu rangkaian kesatuan kehidupan bersama.
1)      Unsur dasar masyarakat :
·         Interaksi antar individu tindakan yang saling berkaitan.
·         Hubungan antar-individu terbentuk dalam satukomunikasi yang saling ketergantungan (interdependensi)
·         Menempati wilayah ukuran kecil maupun sangat luas.
·         Adaptasi budaya daya / kekuatan internal masyarakat untuk menyesuaikan diri dgn perubahan sosial.
·         Memiliki identitas.
·         Kelompok perkumpulan secara formal
2)      Kategori tingkah laku :
§  Social episode : bereaksi thd seseorang dalam hubungannya dg orang lain.
§  Potentially social episode : tidak bereaksi walaupun hanya terhadap satu orang saja yang dihadapinyasikap tidak kooperatif.
§  Nonsocial episode : apatis, menyendiri atau egois.
c.       Masyarakat Pedesaan
§  Warga memiliki hubungan yang lebih erat
§  Sistem kehidupan berkelompok atas dasar kekeluargaan
§  Umumnya hidup dr pertanian
§  Golongan orang tua memegang peranan penting
§  Dr sudut pemerintah, hubungan antara penguasa & rakyat bersifat informal
§  Perhatian masyarakat lebih pada keperluan utama kehidupan
§  Kehidupan keagamaan lebih kental
§  Banyak berurbanisasi ke kota



d.      C o m m u n i t
Masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (geografis ) dgn batas-batas tertentu, dimana faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih dibandingkan dg penduduk di luar batas wilayahnya

Kriteria Klasifikasi masyarakat :
§  Jumlah penduduk
§  Luas, kekayaan & kepadatan penduduk
§  Fungsi khusus thd seluruh masyarakat
§  Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan
e.        Masyarakat Perkotaan
1)      Jumlah penduduknya tidak tentu
2)      Bersifat individualistis
3)      Pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas batasannya & lebih sulit mencari pekerjaan
4)      Perubahan sosial terjadi secara cepat, menimbulkan konflik antara golongan muda dg golongan orang tua
5)      Interaksi lebih disebabkan faktor kepentingan daripada faktor pribadi
6)      Perhatian lebih pada penggunaan kebutuhan hidup yang dikaitkan dg masalah prestise
7)      Kehidupan keagamaan lebih longgar
8)      Banyak migran yang berasal dr daerah berakibat pengangguran, naiknya kriminalitas, dll
f.       Kebudayaan
1)      Culture : mengolah tanah
2)      Kebudayaan : seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dgn belajar
3)       Wujud budaya (Koentjaraningrat) : artefak/benda fisik, sistem tingkah laku/tindakan berpola, sistem gagasan, ideologis/ keyakinan
4)      Kebudayaan sebagai sistem norma :
§  Kebiasaan (folkways): cara yang lazim& wajar untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang oleh sekelompok org
§  Tata kelakuan (mores) : gagasan kuat mengenai salah-benar yang menuntuk tindakan tertentu/melarang yang lain
§  Hukum : perangkat aturan yang telah ditetapkan secara resmi oleh kelompok sebagai tata kelakuan yang berlaku
§  Lembaga (institution): sistem hubungan sosial yang terorganisasi yang mewujudkan nilai-nilai & tata cara tertentu serta memenuhi kebutuhan dasar masyarakat tertentu
5)      Unsur Budaya :
§  Bahasa : alat / media komunikasi lisan, tulisan atau simbolik
§  Sistem pengetahuan : aspek fungsi dr akal-pikiran manusia
§  Organisasi sosial : kelembagaan sosial di masyarakat
§  Sistem peralatan hidup & teknologi : perangkat bantu dalam memperlancar aktivitas manusia dalam mencapai kebutuhannya
§  Sistem mata pencaharian
§  Sistem religi : aspek kepercayaan/keyakinan manusia pada sesuatu yang suci
§  Kesenian : wujud ekspresi seni masyarakat
8.      Macam-macam kelompok
a.       Kelompok primer (face to face group) : kelompok sosial yang paling sederhana dimana anggotanya saling mengenal serta kerja sama yang erat; co. keluarga
b.      Kelompok sekunder : kelompok yang terdiri dari banyak orang, yang sifat hubungannya tidak berdasarkan pengenalan pribadi dan tidak langgeng; co. kontrak jual beli
c.       Paguyuban : btk kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin murni, alamiah & kekal; co kelompok kekerabatan, rukun tetangga.
d.      Formal group : kelompok dg peraturan tegas & sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan
e.       Informal group : tidak mempunyai struktur organisasi tertentu
f.       Membership group : kelompok dimana setiap org secara fisik menjadi anggota kelompok
g.      Reference group : kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota) untuk membentuk pribadi & perilakunya
h.      Individu-individu yang sehat akan menjadi masyarakat yang sehat (the sane society)
i.        Ciri masyarakat sehat : keterbukaan, daya cipta, rasional
§  Kuantitatif : angka harapan hidup, kematian bayi, mortalitas, kematian ibu & anak, penurunan angka kelahiran
§  Sisi pelayanan : rasio tenaga kesehatan dg penduduk, distribusi tenaga kesehatan, sarana-kebutuhan
§  Ciri masyarakat sakit : narsisme, dekstruktif, individualitas, irasional

BAB II
KONSEP ANTROPOLOGI
A.    Antropologi kesehatan
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan ( Solita
Sarwono, 1993 ). Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.
Pokok perhatian Kutub Biologi :
-      Pertumbuhan dan perkembangan manusia
-      Peranan penyakit dalam evolusi manusia
-      Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)
Pokok perhatian kutub sosial-budaya :
-      Sistem medis tradisional (etnomedisin)
-      Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka
-      Tingkah laku sakit
-      Hubungan antara dokter pasien
-      Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat
      kepada masyarakat tradisional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara - cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi sosial dan kebudayaan yang mempelajari bagaimana kebudayaan dan masyarakat mempengaruhi masalah-masalah kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan masalah terkait lainnya.
Istilah “Antropologi Kesehatan" telah digunakan sejak 1963 sebagai sebutan untuk hasil penelitian empiris dan teoritis yang dilakukan oleh antropologis kedalam proses sosial dan gambaran kebudayaan dari kesehatan, kesakitan, dan perawatan yang berhubungan dengan kebudayaan
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi yang menggambarkan pengaruh sosial, budaya, biologi, dan bahasa terhadap kesehatan (dalam arti luas) meliputi pengalaman dan distribusi kesakitan, pencegahan dan pengobatan penyakit, proses penyembuhan dan hubungan sosial manajemen pengobatan serta kepentingan dan kegunaan kebudayaan untuk sistem kesehatan yang beranekaragam.
Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi sosial yang lebih luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies lain, norma budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan globalisasi
Selama lebih dari 20 abad konsep popular medicine atau folk medicine (pengobatan tradisional) telah familiar baik untuk dokter maupun antropologis. Istilah tersebut dipakai untuk menggambarkan praktek pengobatan masyarakat setempat terutama dengan pengetahuan etnobotani mereka. Selanjutnya, mempelajari pengobatan tradisional menjadi tantangan bagi dunia barat seperti hubungan antara ilmu pengetahuan dengan agama
B.     Akar dari Antropologi Kesehatan
a.      Antropologi fisik
1)      Ahli-ahli antropologi fisik, belajar dan melakukan penelitian di sekolah-sekolah kedokteran (anatomi).
2)      Ahli-ahli antropologi fisik adalah ahli antropologi kesehatan
3)      Sejumlah besar ahli antropologi fisik adalah dokter
Hasan dan Prasad (1959) menyusun daftar lapangan studi antropologi kesehatan yang meliputi:
1)      nutrisi dan pertumbuhan ( korelasi antara bentuk tubuh dengan variasi yang luas dari penyakit-penyakit, misal radang pada persendian tulang(arthritis), tukak lambung (ulcer), kurang darah (anemia) dan penyakit diabetes ).
2)      Underwood ( pengaruh-pengaruh evolusi manusia serta jenis penyakit yang berbeda-beda pada berbagai populasi yang terkena sebagai akibat dari faktor-faktorbudaya, misal: migrasi, kolonisasi dan meluasnya urbanisasi ).
3)      Fiennes ( penyakit yang ditemukan dalam populasi manusia adalah suatu konsekuensi yang khusus dari suatu cara hidup yang beradab, dimulai dari pertanian yang menjadi dasar bagi timbulnya dan berkembangnya pemukiman penduduk yang padat).
4)      kedokteran forensik, ( suatu bidang mengenai masalah-masalah kedokteranhukum yang mencakup identifikasi misal: umur, jenis kelamin, dan peninggalan ras manusia yang didugamati karena unsur kejahatan serta masalah penentuan orang tua dari seorang anak melalui tipe darah, bila terjadi keraguan mengenai siapa yang menjadi bapaknya).
5)      Dalam usaha pencegahan penyakit ( penelitian mengenai penemuan kelompok-kelompok penduduk yang memiliki risiko tinggi, yakni orang-orang yang tubuhnya mengandung sel sabit (sickle-cell) dan pembawa penyakit kuning (hepatitis)).
Para ahli ini telah memanfaatkan pengetahuan mereka mengenaivariasi manusia untuk membantu dalam bidang teknik biomedikal(biomedical engineering).
Ukuran, norma-norma dan standar yang berasal dari sejumlah studi antropologi, digunakan dalam bidang-bidang kedokteran anak serta kedokteran gigi, juga dalam berbagai survei tentangtingkatan gizi serta etiologi penyakit dalam populasi yang berbeda-beda maupun dalam suatu populasi.
b.      Etnomedisin
Cabang dari etnobotani atau antropologi kesehatan yang mempelajari pengobatan tradisional, tidak hanya yang berhubungan dengan sumber-sumber tertulis (contohnya pengobatan tradisional cina) tetapi terutama pengetahuan dan praktek yang secara oral diturunkan selama beberapa abad.
Dalam ilmu pengetahuan, etnomedisin pada umumnya ditandai dengan pendekatan antropologi yang kuat atau pendekatan biomedikal yang kuat, terutama dalam program penemuan obat.
Kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang merupakan hasil dari perkembangan kebudayaan asli dan yang eksplisit tidak berasal dari kerangka kedokteran modern, merupakan urutan langsung dari kerangka konseptual ahli-ahli antropologi mengenai sistem medis non-barat. Rivers, (Medicine, Magic, and Religion)
Sistem pengobatan asli adalah pranata-pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari pranata-pranata sosial umumnya, dan bahwa praktek-praktek pengobatan asli adalahrasional bila dilihat dari sudut kepercayaan yang berlaku mengenai sebab-akibat.
Setelah antropologi kesehatan berkembang, terutama dalam bidang-bidang yang luas, konsep kesehatan internasional dan psikiatri lintas budaya (psikiatri transkultural), kepentingan pengetahuan praktis maupun teoritis mengenai sistem pengobatan non-Barat semakin tampak.
Pengakuan tersebut telah memperbaharui perhatian dalam penelitian etnomedicine, dan mengangkatnya sebagai salah satu pokok penting dalam antropologi kesehatan.
c.       Studi-studi tentang kebudayaan dan kepribadian
Sejak pertengahan tahun 1930-an, para ahli antropologi, psikiater dan ahli ilmu tingkah laku lainnya mulai mempertanyakan tentang kepribadian orang dewasa, atau sifat-sifat dan lingkungan sosial budaya di mana tingkah laku itu terjadi.
Ø  Apakah sikap orang dewasa yang terbentuk itu, terutama disebabkan oleh pembentukan semasa kanak-kanak dan oleh penerimanya terhadap kebiasaan-kebiasaan semasa kecil, serta karena pengalaman yang diterimanya kemudian?
Ø  Atau adakah konstitusi psikis yang merupakan pembawaan berdasarkan faktor biologis, yang memainkan peranan penting dalam menentukan kebudayaan dan kepribadiannya?
Ø  Walaupun bagian terbesar penelitian kepribadian dan kebudayaan bersifat teoritis, beberapa ahli antropologi yang menjadi pimpinan dalam gerakan tersebut menaruh perhatian besar pada cara-cara penggunaan pengetahuan antropologi dalam peningkatan taraf keperawatan kesehatan.
Ø  Sebab itu Devereux, 1944 mempelajari struktur sosial dari suatu bagian keperawatan schizophrenia dengan tujuan untuk mencari cara penyembuhan yang tepat.
Ø  Leighton menulis sebuah buku, yang menunjukkan tentang adanya konflik antara masyarakat dan kebudayaan.
Ø  Navaho dengan masalah-masalah dalam mengintroduksi pelayanan kesehatan modern.
Alice Joseph, seorang dokter dan antropologi, melukiskan masalah hubungan antar pribadi pada dokter-dokter kulit putih dengan pasien-pasien Indian di Amerika Barat Daya, yang menunjukkan bagaimana peranan persepsi dan perbedaan kebudayaan dalam menghambat interaksi pengobatan yang efektif.
d.      Kesehatan masyarakat internasional
1.      WHO
Ø  Petugas-petugas kesehatan yang bekerja di lingkungan yang bersifat lintas budaya, lebih cepat menemukan masalah daripada mereka yang bekerja dalam kebudayaan sendiri, dan khususnya mereka yang terlibat dalam klinik pengobatan melihat bahwa kesehatan dan penyakit bukan merupakan gejala biologik saja, melainkan juga gejala sosial-budaya
Ø  kebutuhan kesehatan di negara berkembang tidaklah dapat dipenuhi dengan sekedar memindahkan pelayanan kesehatan dari negara-negara industri.
Kumpulan data pokok mengenai kepercayaan dan praktek pengobatan primitif dan petani yang telah diperoleh ahli antropologi kebudayaan pada tahun-tahun sebelumnya, informasi mengenai nilai-nilai budaya dan bentuk-bentuk sosial, serta pengetahuan mereka mengenai dinamika stabilitas sosial dan perubahan, telah memberikan kunci yang dibutuhkan bagi masalah-masalah yang dijumpai dalam program-program kesehatan masyarakat awal tersebut.
Para ahli antropologi dapat menjelaskan pada petugas kesehatan mengenai bagaimana kepercayaan tradisional serta prakteknya bertentangan dengan asumsi pengobatan Barat, bagaimana faktor sosial mempengaruhi keputusan perawatan kesehatan, dan bagaimana kesehatan dan penyakit semata-mata merupakan aspek dari keseluruhan pola kebudayaan, yang berubah bila ada perubahan sosial budayanya yang mencakup banyak hal.
Pada awal 1950-an, para ahli antropologi mampu mendemonstrasikan kegunaan praktis dari pengetahuan mereka dan metode penelitian mereka kepada petugas kesehatan masyarakat internasional, yang banyak menerima mereka dengan tangan terbuka.
C.    Penelitian-Penelitian Sosio Antropologi
Berikut contoh-contoh penelitian sosioantropologi :
1)      Orang Papua mempunyai persepsi tentang sehat dan sakit itu sendiriberdasarkan pandangan dasar kebudayaan mereka masing-masing. Memangkepercayaan tersebut bila dilihat sudah mulai berkurang terutama padaorang Papua yang berada didaerah-daerah perkotaan, sedangkan bagimereka yang masih berada di daerah pedesaan dan jauh dari jangkauankesehatan moderen, hal tersebut masih nampak jelas dalam kehidupanmereka sehari-hari. Misal :
2)      Orang Marind-anim yang berada di selatan Papua juga mempunyaikonsepsi tentang sehat dan sakit, dimana apabila seseorang itu sakit berartiorang tersebut terkena guna-guna (black magic). Mereka juga mempunyaipandangan bahwa penyakit itu akan datang apabila sudah tidak ada lagikeimbangan antara lingkungan hidup dan manusia. Lingkungan sudah tidakdapat mendukung kehidupan manusia, karena mulai banyak. Bilakeseimbangan ini sudah terganggu maka akan ada banyak orang sakit, danbiasanya menurut adat mereka, akan datang seorang kuat (Tikanem) yangmelakukan pembunuhan terhadap warga dari masing-masing kampungsecara berurutan sebanyak lima orang, agar lingkungan dapat kembalinormal dan bisa mendukung kehidupan warganya (Dumatubun, 2001).
3)      Hal yang sama pula terdapat pada orang Amungme, dimana bila terjadiketidak seimbangan antara lingkungan dengan manusia maka akan timbulberbagai penyakit. Yang dimaksudkan dengan lingkungan di sini adalahyang lebih berkaitan dengan tanah karena tanah adalah “mama” yang memelihara, mendidik, merawat,dan memberikan makan kepada mereka (Dumatubun, 1987). Untuk itu bila orang Amungme mau sehat, janganlahmerusak alam (tanah), dan harus terus dipelihara secara baik.Orang Moi di Kepala Burung Papua (Sorong) percaya bahwa sakit itudisebabkan oleh adanya kekuatan-kekuatan supernatural, seperti dewa-dewa,kekuatan bukan manusia seperti roh halus dan kekuatan manusia denganmenggunakan black magicDi samping itu ada kepercayaan bahwa kalauorang melanggar pantangan-pantangan secara adat maka akan menderitasakit. Orang Moi, bagi ibuhamil dan suaminya itu harus berpantang terhadap beberapa makanan, dan kegiatan, atau tidak boleh melewatitempat-tempat yang keramat karena bisa terkena roh jahat dan akan sakit(Dumatubun,1999). Ini berarti untuk sehat, maka orang Moi tidak bolehmakan makanan tertentu pada saat ibu hamil dan suaminya tidak bolehmelakukan kegiatan-kegiatan tertentu, seperti membunuh binatang besar,dan sebagainya.
4)      Hal yang sama pula bagi orang Moi Kalabra yang berada di hulu sungaiBeraur, (Sorong). Mereka percaya bahwa penyakit itu disebabkan olehadanya gangguan roh jahat, buatan orang serta melanggar pantanganpantangansecara adat. Misalnya bila seorang ibu hamil mengalamikeguguran atau perdarahan selagi hamil itu berarti ibu tersebut terkena“hawa kurang baik” (terkena black magic/ atau roh jahat). Mereka jugapercaya kalau ibu itu tidak bisa hamil/ tidak bisa meneruskan keturunan,berarti ibu tersebut telah dikunci karena suami belum melunasi mas kawin.Kehamilan akan terjadi bila sang suami sudah dapat melunasinya, makapenguncinya akan membuka black magic-nya itu (Dumatubun, 1999).
5)      Orang Hatam yang berada di daerah Manokwari percaya bahwa sakit itudisebabkan oleh gangguan kekuatan supranatural seperti dewa, roh jahat,dan buatan manusia.Orang Hatam percaya bahwa bila ibu hamil sulitmelahirkan, berarti ibu tersebut terkena buatan orang dengan obat racun(rumuep) yaitu suanggi, atau penyakit oleh orang lain yang disebut “priet”(Dumatubun, 1999).
6)      Orang Kaureh di kecamatan Lereh percaya bahwa seorang ibu yangmandul adalah hasil perbuatan orang lain yaitu denganblack magic ataujuga karena kutukan oleh keluarga yang tidak menerima bagian harta maskawin (Dumatubun, 1999).
7)      Hal yang serupa pula pada orang Walsa (Keerom), percaya bahwa sakitdisebabkan oleh gangguan roh jahat, buatan orang, atau terkena gangguandewa-dewa. Bila seorang ibu hamil meninggal tanpa sakit terlebih dahulu,berarti sakitnya dibuat orang dengan jampi-jampi (sinas), ada puladisebabkan oleh roh-roh jahat (beuvwa). Di samping itu sakit jugadisebabkan oleh melanggar pantangan-pantangan secara adat baik berupamakanan yang dilarang, dan perkawinan (Dumatubun,1999).
Kondisi geografis dan budaya masyarakat Bekonang kecamatan Mojolaban kabupaten SukoharjoJawa Tengah yang sebagian besar penduduknya mempunyai industri rumah tangga memproses tetes tebu menjadi alkohol yang berkadar rendah (37%) banyak disalahgunakan .Alat destilasi dapat menaikkan kadar alkohol dari 37% menjadi 90% yang dapatdigunakan untuk desinfektan di dunia kesehatan. Setelah kadar alkohol meningkat menjadi 90%,masyarakat Bekonang pada khususnya dan karisidenan Surakarta pada umumnya sudah tidaklagi menyalah-gunakan produksi alkohol “Ciu Bekonang” untuk minum dan mabuk-mabukkan.
Pola makan seseorang ternyata dibentuk dari latar belakang budaya yang dimilikinya dengan berbagai perubahan sosial- budaya yang terjadi (gaya hidup, rekayasa bio-teknologi, ekpresi simbolik,masuknya ideologi). Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku makan seseorang berkaitan dengan dimensi etis dalam melihat tentang “yang baik” dan “buruk” pada proses pembuatan dan pemasaran makanan dan berdampak pada munculnya masyarakat konsumtif.
Suatu studi hermeneutic fenomenologi telah dilakukan untuk mengeksplorasi berbagai kesulitan dan tantangan pertamakali menjadi seorang ibu di daerah pedesaan Indonesia. Sebanyak 13 ibu muda yang berpartisipasi dalam studi ini telah menceritakan pengalaman mereka tentang kesulitan dan tantangan yang mereka alami ketika dirinya telah menjadi seorang ibu pada periode tersebut. Data dikumpulkan dengan wawancara semi struktur. Tiga kesulitan dan tantangan utama menjadi seorang ibu teridentifikasi dari studi ini : (1) menjadi ibu baru tidak mudah, (2) menjadi seorang ibu baru tidak sebebas seperti sebelum menjadi ibu (3) mencoba menjadi seorang ibu yang baik. Dengan hasil studi ini diharapkan para praktisi kesehatan akan lebih memahami masalah kesulitan dan tantangan-tantangan yang dialami seorang ibu muda pada awal masa menjadi ibu, sehingga keadaan tersebut dapat diatasi dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar