BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah termasuk
salah satu dari gangguanmuskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari
mobilisasi yang salah. LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau
tidak enak pada daerah lumbal berikut sakrum. LBP diklasifikasikan kedalam 2
kelompok, yaitu kronik dan akut. LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang dari
12 minggu. Sedangkan LBP kronik terjadi dalam waktu 3 bulan. Yang termasuk
dalam faktor resiko LBP adalah umur, jenis kelamin, faktor indeks massa tubuh
yang meliputi berat badan, tinggi badan, pekerjaan, dan aktivitas / olahraga.
(Idyan, Zamna., 2007)
Kebanyakan nyeri punggung bawah
disebabkan oleh salah satu dari berbagai masalah muskuloskeletal (misal
regangan lumbosakral akut, ketidakstabilan ligamen lumbosakral dan
kelemahan otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang belakang,
masalah diskus intervertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai). Penyebab
lainnya meliputi obesitas, gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor
retroperitoneal, aneurisma abdominal dan masalah psikosomatik. Kebanyakan nyeri
punggung akibat gangguan muskuloskeletal akan diperberat oleh aktifitas,
sedangkan nyeri akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas .
B.
TUJUAN
a. Tujuan
Umum
Agar
mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Pencernaan pada Klien Low Back Pain
b. Tujuan
Khusus
a. Mahasiswa
mampu menjelaskan mengenai anatomi tulang belakang
b. Mahasiswa
mampu menjelaskan mengenai definisi low back pain
c. Mahasiswa
mampu menjelaskan mengenai etiologi low back pain
d. Mahasiswa
mampu menjelaskan mengenai low back pain
e. Mahasiswa
mampu menjelaskan mengenai low back pain
f. Mahasiswa
mampu menjelaskan mengenai low back pain
g. Mahasiswa
mampu menjelaskan mengenai pemeriksaan diagnostic
h. Mahasiswa
mampu menjelaskan mengenai penatalaksanaan
i.
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai
komplikasi
j.
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai
Asuha keperawatan, dari pengkajian sampai intervensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
KONSEP
MEDIS
1.
Anatomi
·
Guna
kerangka.
1.
Menahan
seluruh bagian-bagian badan (Menopang tubuh).
2.
Melindungi
alat tubuh yang halus seperti otak,jantung dan paru-paru.
3.
Tempat
melekatnya otot-otot dan pergerakan tubuh dengan perantaraan otot.
4.
tempat
pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah.
5.
Memberi
bentuk pada bangunan tubuh.
·
Ruas-ruas
tulang belakang.
Bentuk
dari tiap-tiap ruas tulang belakang pada umumnya sama,hanya ada bedanya sedikit
tergantung pada kerja yang ditanganinya.
Ruas-ruas
ini terdiri atas beberapa bagian :
1.
Badan
ruas merupakan bagian yang terbesar,bentuknya tebal dan kuat,terletak disebelah
depan.
2.
Lengkung
luas.
Bagian
yang melingkaridan melindungi lubang luas tulang belakang terletak di sebelah
belang dan pada bagian ini terdapat tonjolan yaitu :
1. Prosesus spinosus / taju duri.
Terdapat ditengah-tengah lengkung luas,menonjol kebelakang.
2. Prosesus tranversum / taju sayap.
Terdapat disamping kiri dan kanan lengkung luas.
3. Prosesus artikulasi / taju penyendi.
Membentuk
persendian dengan ruas tulang belakang (vertebralis).
·
Fungsi
ruas tulang belakang.
1. Menahan kepela dan alat-alat tubuh
yang lain..
2. Melindungi alat halus yang ada
didalamnya (sum-sum belakang).
3. Tempat melekatnya tulang iga dan
tulang pinggul.
4. Menentukan sikap tubuh.
Ruas-ruas
tulang belakang ini tersusun dari atas kebawah dan diantara masing-masing ruas
dihubungkan oleh tulang rawan yang disebut cakram antara ruas sehingga tulang
belakang bias tegak dan membungkuk. Disamping itu disebelah depan dan
belakangnya terdapat kumpulan serabut-serabut kenyal yang memperkuat kedudukan
ruas tulang belakang.
Ditengah-tengah
bagian ruas-ruas tulang belakang terdapat pula suatu saluran yang disebut
saluran sum-sum belakang (kanalis medulla spinalis) yang didalamnya terdapat
sum-sum tulang belakang.
·
Bagian-bagian
dari ruas tulang belakang.
1. Vertebra sedrvikalis (tulang leher) 7 ruas mempunyai
badan ruas kecil dan lubang ruasnya besar. Pada tagu sayapnya terdapat lubang
tempat lalunya syarap yang disebut For Amentuam Versalis
(Foramentuan Versorium). Ruas pertama vertebra servikalis disebut Atlas yang
memungkinkan kepala berputar kekiri dan kekanan. Ruas kedua disebut prosesus ke
7 mempunyai taju yang disebut Prosesus Prominan,taju ruiasnya agak panjang.
2. Vertebra Torakalis (tulang punggung) terdiri dari 12
ruas,badan ruasnya besar dan kuat. Taju durinya panjang dan melengkung,pada
daerah bagian dataran sendi sebelah atas,bawah,kiri dan kanan ini membentuk
persendian dengan tulang iga.
3. vertebra lumbalis (tulang pinggul0 terdiri dari 5
ruas,badan ruasnya besar,tebal dan kuat. Taju durinya agak picak bagi ruas dari
ruas ke 5 agak menonjol disebut Promontorium.
4. vertebra Koksigius (tulang ekor) terdiri dari 4 ruas.
Ruas-ruasnya kecil dan menjadi sebuah tulang yang disebut Os Koksigialis dapat
bergerak sedikit karena membentuk persendian dengan sacrum.
Lengkung kolumna vertebralis
dilihat dari samping kolumna Vertebralis memperlihatkan 4 kurva atau lengkung.
Lengkung vertikel daerah leher melengkung kedepan daerah torakal melengkung
kebelakang. Daerah lumbal melengkung kedepan dan derah pelvis melengkung
kebelakang. Lengkung servikal berkembang ketika masih kanak-kanak. Sebagai contoh
ketika ia merangkak,berdiri dan berjlan mempertahankan tegak.
Sendi kolumna vertebralis dibentuk
oleh bantalan tulang rawan yang dilekatkan diantara tiap-tiap vertebra
dikuatkan oleh luigamentum yang berjalan didepan dan dibelakang vertebra
sepanjang kolumna vertebralis.
Cakram antar adalah bantalan
tebal dari tulang rawan fibrosa yang terdapat diantara badan vertyebra yang
dapat menggerak-gerakan sendi dibentuk antara cakram dan vertebra dengan
gerakan yang terbatas dan gerakan dapat fleksi,ekstensi dan lateral samping
kiri dan samping kanan.
Fungsi vertebralis sebagai
penopang badan yang kokoh sekaligus bekerja sebagai penyangga dengan perantara
tulang rawan cakram. Intervertebralis yang lengkungnya memberi flesibilitas
memungkinkan membengkok tanpa patah.
Cakram juga berguna untuk
menyerap goncangan yang terjadi bila menggerakan badan seperti waktu berlari
dan melompat. Dengan demikian otak dan sum-sum belakang terlindung oleh
guncangan. Kolumna vertebralis juga menopang berat badan permukaan berkaitan
dengan otot mem,bentuk tapal batas posterior yang kokoh untuk rongga-rongga
badan dan kaitan pada iga.
2.
Definisi
§ Low back Pain dipersepsikan ketidak
nyamanan berhubungan dengan lumbal atau area sacral pada tulang belakang ataui
sekitar jaringan ( Randy Mariam,1987 ).
§ Low Back Pain adalah suatu tipe
nyeri yang membutuhkan pengobatan medis walaupun sering jika ada trauma secara
tiba-tiba dan dapat menjadi kronik pada masalah kehidupan seperti
fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara).
§ Low Back Pain adalah nyeri kronik
didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh terdesaknya para vertebral otot,
herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral
pada tulang belakang (Brunner,1999).
§ Low Back Pain terjadi dilumbal
bagian bawah,lumbal sacral atau daerah sacroiliaca,biasanya dihubungkan dengan
proses degenerasi dan ketegangan musulo (Prisilia Lemone,1996).
§ Low back pain dapat terjadi pada
siapasaja yang mempunyai masalah pada muskuloskeletal seperti ketegangan
lumbosacral akut,ketidakmampuan ligamen lumbosacral,kelemahan
otot,osteoartritis,spinal stenosis serta masalh pada sendi inter vertebra dan
kaki yang tidak sama panjang (Lucman and Sorensen’s 1993).
§ Dari beberapa pengertian diatas
dapat diambil kesimpulan Low Back Pain adalah nyeri kronik atau acut didalam
lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau terdesaknya otot para vertebra atau
tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus pulposus,kelemahan
otot,osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang.
3.
Etiologi
Etiologi low back pain dapat dihubungkan dengan hal-hal
sebagai berikut :
a. Proses degeneratif, meliputi:
spondilosis, HNP, stenosis spinalis,osteoartritis.
Perubahan
degeneratif pada vertebrata lumbosakralis dapat terjadi pada korpusvertebrae
berikut arkus dan prosessus artikularis serta ligamenta yangmenghubungkan
bagian-bagian ruas tulang belakang satu dengan yang lain. Duluproses ini
dikenal sebagai osteoartrosis deforman, tapi kini dinamakan spondilosis.
Perubahan degeneratif ini juga dapat menyerang anulus fibrosis diskusintervertebralis
yang bila tersobek dapat disusul dengan protusio diskusintervertebralis yang
akhirnya menimbulkan hernia nukleus pulposus (HNP). Unsur tulang belakang lain
yang sering dilanda proses degeneratif ini adalah kartilagoartikularis yang dikenal
sebagai osteoartritis.
b. Penyakit Inflamasi
LBP
akibat inflamasi terbagi 2 yaitu artritis rematoid yang sering timbul
sebagaipenyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak terkena
secara serentakatau selisih beberapa hari/minggu, dan yang kedua adalah pada
spondilitisangkilopoetika, dengan keluhan sakit punggung dan sakit pinggang
yang sifatnyapegal-kaku dan pada waktu dingin dan sembab linu dan ngilu
dirasakan.
c. Osteoporotik
Sakit
pinggang pada orang tua dan jompo, terutama kaum wanita, seringkalidisebabkan
oleh osteoporosis. Sakit bersifat pegal, tajam atau radikular.
d. Kelainan Kongenital
Anomali
kongenital yang diperlihatkan oleh foto rontgen polos dari
vertebraelumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP meskipun tidak
selamanya benar.Contohnya adalah lumbalisasi atau adanya 6 bukan 5 korpus
vertebrae lumbalismerupakan variasi anatomik yang tidak mengandung arti
patologik. Demikian pulapada sakralisasi, yaitu adanya 4 bukan 5 korpus
vertebrae lumbalis.
e. Gangguan Sirkulatorik
Aneurisma
aorta abdominalis dapat membangkitkan LBP yang hebat dan dapatmenyerupai sprung
back atau HNP. Gangguan sirkulatorik yang lain adalah trombosisaorta terminalis
yang perlu mendapat perhatian karena mudah didiagnosa sebagaiHNP. Gejalanya
disebut sindrom Lerichie. Nyeri dapat menjalar sampai bokong,belakang paha dan
tungkai kedua sisi.(Adelia, Rizma., 2007)
f. Tumor
Dapat
disebabkan oleh tumor jinak seperti osteoma, penyakit Paget,
osteoblastoma,hemangioma, neurinoma,meningioma. Atau tumor ganas yang primer
seperti mielomamultipel maupun sekunder seperti macam-macam metastasis.
g. Toksik. Keracunan logam berat,
misalnya radium.
h. Infeksi Akut disebabkan oleh kuman piogenik
(stafilokokus, streptokokus) dan kronikcontohnya pada spondilitis tuberkulosis
(penyakit Pott), jamur, osteomielitiskronik.
i.
Problem
Psikoneurotik
Histeria
atau depresi, malingering, LBP kompensatorik. LBP yang tidak mempunyaidasar
organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau
batas-batasanatomis.(Nuarta, Bagus., 1989)
4.
Patofisiologi
Struktur
spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi sensasi
nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai
system nosiseptif. Sensitifitas dari komponen system nosiseptif dapat
dipengaruhi oleh sejumlah factor dan berbeda diantara individu.
Tidak semua orang yang terpajan
terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi
sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain
Reseptor nyeri (nosiseptor)
adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespons hanya pada stimulus yang
kuat, yang secara potensial merusak, dimana stimuli tersebut sifatnya bisa
kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri merupakan jaras multi arah yang
kompleks.
Serabut saraf ini bercabang
sangat dekat dengan asalnya pada kulit dan mengirimkan cabangnya ke pembuluh
darah local. Sel-sel mast, folikel rambut dan kelenjar keringat. Stimuli
serabut ini mengakibatkan pelepasan histamin dari sel-sel mast dan
mengakibatkan vasodilatasi.
Serabut kutaneus
terletak lebih kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan berhubungan
dengan rantai simpatis paravertebra system saraf dan dengan organ internal yang
lebih besar. Sejumlah substansi yang dapat meningkatkan transmisi atau persepsi
nyeri meliputi histamin, bradikinin, asetilkolin dan substansi P. Prostaglandin
dimana zat tersebut yang dapat meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari
bradikinin.
Substansi lain dalam tubuh yang
berfungsi sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri adalah endorfin dan enkefalin
yang ditemukan dalam konsentrasi yang kuat dalam system saraf pusat
Kornu dorsalis dari medulla
spinalis merupakan tempat memproses sensori, dimana agar nyeri dapat diserap
secara sadar, neuron pada system assenden harus diaktifkan. Aktivasi terjadi
sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ
internal.
Proses nyeri terjadi karena adanya interaksi antara stimulus nyeri dan
sensasi nyeri
Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini kolumna
vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun
atas banyak unit vertebrae dan unit diskus intervertebrae yang diikat satu sama
lain oleh kompleks sendi faset, berbagai ligamen dan otot paravertebralis.
Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan fleksibilitas
sementara disisi lain tetap dapat memberikanperlindungan yang maksimal terhadap
sum-sum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang akan menyerap goncangan
vertical pada saat berlari atau melompat.
Batang tubuh membantu menstabilkan tulang belakang. Otot-otot abdominal
dan toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban. Bila tidak pernah
dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah postur,
masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang dapat
berakibat nyeri punggung
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia
bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago
dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat
dan tak teratur. Degenerasi diskus intervertebra merupakan penyebab nyeri
punggung biasa.
Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S6, menderita stress paling berat dan
perubahan degenerasi terberat. Penonjolan diskus atau kerusakan sendi dapat
mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis,
yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut
5.
Factor Resiko
Factor
resiko Low back Pain :
a. Faktor
resiko secara fisiologi.
-
Umur ( 20 – 50 tahun ).
-
Kurangnya latihan fisik.
-
Postur yang kurang anatomis.
-
Kegemukan.
-
Scoliosis parah.
-
HNP.
-
Spondilitis.
-
Spinal stenosis ( penyempitan tulang
belakang ).
-
Osteoporosis.
-
Merokok.
b. Faktor
resiko dari lingkungan.
-
Duduk terlalu lama.
-
Terlalu lama pada getaran.
-
Keseleo atau terpelintir.
-
Olah raga ( golp,tennis,gymnastik,dan
sepak bola ).
-
Vibrasi yang lama.
c. Faktor
resiko dari psikososial.
-
Ketidak nyamanan kerja.
-
Depresi.
-
Stress.
6.
Manifestasi
klinis
Manifestasi klinis LBP berbeda-beda
sesuai dengan etiologinya masing-masingseperti beberapa contoh dibawah ini :
a. LBP akibat sikap yang salah
·
Sering
dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang, kaku dantidak enak
namun lokasi tidak jelas.
·
Pemeriksaan
fisik menunjukkan otot-otot paraspinal agak spastik di daerahlumbal, namun
motalitas tulang belakang bagian lumbal masih sempurna, walaupunhiperfleksi dan
hiperekstensi dapat menimbulkan perasaan tidak enak
·
Lordosis
yang menonjol
·
Tidak
ditemukan gangguan sensibilitas, motorik, dan refleks pada tendon
·
Foto
rontgen lumbosakral tidak memperlihatkan kelainan yang relevan.(Sidharta,
Priguna., 2004)2.
b. Pada Herniasi Diskus Lumbal
·
Nyeri
punggung yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul atau terasatidak enak,
sering intermiten, wala kadang onsetnya mendadak dan berat.
·
Diperhebat
oleh aktivitas atau pengerahan tenaga serta mengedan, batuk ataubersin
·
Menghilang
bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan tungkai yangsakit
difleksikan.
·
Sering
terdapat spasme refleks otot-otot paravertebrata yang menyebabkannyeri sehingga
membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara penuh.
·
Setelah
periode tertentu timbul skiatika atau iskialgia.
c. LBP pada Spondilosis
·
Kompresi
radiks sulit dibedakan dengan yang disebabkan oleh protrusi diskus,walaupun
nyeri biasanya kurang menonjol pada spondilisis
·
Dapat
muncul distesia tanpa nyeri pada daerah distribusi radiks yang terkena
·
Dapat
disertai kelumpuhan otot dan gangguan reflex
·
Terjadi
pembentukan osteofit pada bagian sentral dari korpus vertebra yangmenekan
medula spinalis.
·
Kauda
ekuina dapat terkena kompresi pada daerah lumbal bila terdapatstenosis kanal
lumbal.
d. LBP pada Spondilitis Tuberkulosis
·
Terdapat
gejala klasik tuberkulosis seperti penurunan berat badan, keringatmalam, demam
subfebris, kakeksia. Gejala ini sering tidak menonjol.
·
Pada
lokasi infeksi sering ditemukan nyeri vertebra/lokal dan menghilangbila
istirahat.
·
Gejala
dan tanda kompresi radiks atau medula spinalis terjadi pada 20% kasus(akibat
abses dingin)
·
Onset
penyakit dapat gradual atau mendadak (akibat kolaps vertebra dankifosis)
·
Diawali
nyeri radikular yang mengelilingi dada atau perut, diikutiparaparesis yang
lambat laun makin memberat, spastisitas, klonus, hiperrefleksiadan refleks
Babinsky bilateral. Dapat ditemukan deformitas dan nyeri ketok tulangvertebra.
·
Penekanan
mulai dari bagian anterior sehingga gejala klinis yang munculterutama gangguan
motorik
e. LPB pada Spondilitis Ankilopoetika
·
Biasanya
dirasakan pada usia 20 tahun.
·
Tidak
hilang dengan istirahat dan tidak diperberat oleh gerakan.
·
Pemeriksaan
fisik menunjukkan pembatasan gerakan di sendi sakrolumbaldan seluruh tulang
belakang lumbal.
·
Laju
endap darah meninggi.
·
Terjadi
osifikasi ligamenta interspinosa.(Mansjoer, Arif, et all., 2007)
7.
Pemeriksaan
klinis
Pasien
diperiksa dalam keadaan tidak berpakaian. Dilakukan pemeriksaan pada tulang
belakang saat pasien berdiri untuk melihat lordosis lumbal,kiposis torakal,
kiposis dantilt dari skoliosis skiatik, seleksi ekstremitas bawah untuk
mengurangi nyeri akibat tekanan pada radiks saraf, spasme muscular dan skin
nevi pada daerah tulang belakang. Cara berjalan danpergerakan diperiksa
termasuk toe and heel gait, untuk menentukan adanya kelemahan muscular.
Kemampuan
membungkuk dapat diukur secara kasar dengan perkiraan fleksi atau jarak ujung
jari ke lantai. Lateral banding yang asimetrik menunjukkan kemungkinan adanya
jepitan pada radiks saraf. Hiper ekstensi untuk menyingkirkan nyeri akibat
inflamasi facet joins. Tulang belakang dipalpasi untuk menentukan adanya nyeri
tekan, step off dari spendilolistesis, detekspina bivida. Perkusi dilakukan
untuk menimbulkan nyeri local atau nyeri skiatik dan pada daerah kostovertebra
untuk menyingkirkan nyeri yang berasal dari ginjal.
Dalam
posisi terlentang dilakukan pemeriksaan panjang tungkai, melihat adanya atrofi
otot. Ketidaksamaan panjang tungkai dapat merupakan salah satu sebab timbulnya
nyeri pinggang dan keadaan ini dapat di atasi dengan meninggikan alas sepatu.
Apabila nyeri terjadi pada daerah pinggang dan bersifat radikular, hal ini
menunjukkan adanya herniasi diskus.
Evaluasi
psikologis diperlukan bialamana di jumpai kelainan pada factor kepribadian dan
menyangkut kesulitan dalam upaya pengobatan.
8.
Pemeriksaan
diagnostic
a
Pemeriksaan
laboratorium.
Tidak
dijumpai satu pemerikasan laboratorium yang digunakan sebagai penyaring
penyebab keluhan nyeri pinggang bawah. Tes ini hanya dipakai sebagai data
tambahan terhadap berbagai penyakit kausal yang memang memiliki karakteristik
nilai laboratorik tertentu.
b
Pemeriksaan
radiologic
· Poto polos.
Standar pemeriksaan untuk nyeri pinggang bawah adalah poto posisi anterior,
lateral dan coned down lateral view.
· Mielografi. Tindakan
ini ditujukan apabila terdapat kemungkinan tindak lanjut operatif saja karena
banyak efek samping akibat pemberian kontras seperti sakit kepala, demam, mual,
meningismus, nyeri punggung, gangguan miksi, parestesia, ileus dan araknoiditis
akut maupun kronik. Keuntungan teknik ini adalah mudah mengetahui lokasi
sumbatan serta jepitan pada radiks.
· Sidik tulang (bone csan).
Pemeriksaan dengan cara ini dapat dipakai untuk mendeteksi adanya proses infeksi,
keganasan, dan ankilosing, spondilitis awal.
· Computed tomography.
Teknik ini banyak digunakan sebagai alternative tindakan mielography, namun
tidak sebagai tindakan penapisan (screnning).
· MRI. Dengan
teknik ini dapat memperlihatkan kelainan pada jaringan lunak. Korpus vertebra,
diskus serta kanalis spinalis dengan mudah dapat dilihat tanpa menggunakan
kontras.
9.
Penatalaksanaan
a. Penanggulangan nyeri akut. Nyeri
dapat diatasi dengan pemberian obat-obtan istirahat dan modalitas pemberian
obat anti radang (OAIN) diperlukan untuk jangka waktu pendek. Istirahat secra
umum atau okal banyak memberikn manfaat. Tirah baring pada alas yang keras
dimaksudkan untuk mencecah melengkungnya tulang punggung. Pada episode akut ini
diperlukan 3-5 hari tirah baring, kecuali pada keadaan skoliosis disertai nyeri
radikular hebat atau herniasi diskus akut yang memerlukan istirahat lebih lama
lagi sampai 5 minggu.
Latihan
mulai diberikan pada hari ketiga keempat dengan memberikan fleksi ringan.
Dilanjutkan dengan pemberian modalitas lainnya. Modalitas yang diberikan sangat
beragam. Bila disertai suatu protective spasm pemberiam kompres es atau
semprotan etil klorida, fluorimetan dapat memantu mengatasi nyeri. Latihan
dengan memberikan trikan (straching) dapat dilakukan melalui beberapa cara
antara lain dengan latihan posisi knee chest dan fleksi lateral.
Pencegahan kekambuhan
-
Peatihan peregangan (low back starching
exercise)
- Korset/bracing.
Penggunaan korset diberikan pada fase akut nyeri atau kerap kambuh tinggi
B.
Konsep
Asuhan keperawatan
1.
Pengkajian
Pasien nyeri punggung bawah dibimbing
untuk menjelaskan ketidaknyamanannya (missal: lokasi, beratnya, durasi, sifat,
penjalaran, dan kelemahan tungkai yang berhubungan). Penjelasan mengenai
bagaimana nyeri timbul dengan tindakan tertentu (missal: membuka pintu garasi)
atau dengan aktivitas dimana otot yang lemah digunakan ecara berlebihan
(missal: bertaman pada akhir minggu) dan bagaimana pasien mengatasinya selama
ini sering mengarahkan kemana kita akan malakukan intervensi dan pendidikan
pasien. Bilanyeri punggung merupakan masalah kambuhan, informasi mengenai
keberhasilan control terhadap nyeri sebelumnya dapat membantu dalam perencanaan
penanganan sekarang. Selain itu perawat harus menanyakan mengenai bukti bahwa
nyeri punggung tersebut mempengaruhi gaya hidup pasien. Informasi mengenai
pekerjaan dan aktivitas rekreasi dapat membantu mengidentifikasi area untuk
pendidikan pasien.
Selama wawancara ini, perawat dapat melakukan
observasi terhadap postur tubuh pasien, kelainan posisi, dan cara jalan. Secara
umum, gerakan psien selalu tetap hati-hati, punggung selalu dijaga tetap tiak
bergerak, dan kursi yang dipilih untuk menyokong sebaiknya memiliki lengan
dengan ketinggian tempat duduk standar. Pasien mungkin duduk atau berdiri
dengan posis tang tidak biasa, melenggok menjauhi sisi yang paling nyeri, dan
mungkin meminta bantuan untuk melepas pakaian karena gerakan punggung akan
mengakibatkan rasa tak nyaman.
Pada pemeriksaan fisik, dikaji
lengkungan tulang belakang, Krista iliaka, dan simetritas bahu. Otot paraspinal
dipalpasi, dan dicatat adanya spasme dan nyeri tekan.pasien diminta membungkuk
ke depan dan kesamping; dicata adanya ketidaknyaman dan keterbatasan gerakan.
Efek keterbatasan gerak ini terhadap aktifitas hidup sehari-hari ditentukan.
Pasien kemudian dievaluasi mengenai adanya keterlibatan saraf dengan mengkaji
ras yang tidak normal (missal: parastesia), kelemahan otot paralisis, dan nyeri
punggung dan tungkai dengan pengangkatan tungkai lurus (missal: penderita
terlentang, tungkai pasien diangkat dengan lutut diluruskan).
Pasien dikaji adanya obesitas karena
dapat menimbulkn nyeri punggung bawah. Pengkajian nutrisi harus lengkap.
2.
Diagnosa
keperawatan
1. Nyeri
b.d masalah musculoskeletal
2. gangguan
mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, dan berkurangnya kelenturan
3. Risiko kerusakan integritas jaringan
berhubungan dengan efek-efek iritan mekanika atau tekanan sekunder terhadap
tirah baring
4. Gangguan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
b. d obesitas.
3.
Intervensi
Dx
|
Intervensi
|
Rasional
|
||
1.
Nyeri b.d masalah musculoskeletal
|
1.
Kaji
jenis dan tingkat nyeri pasien
2.
Minta
pasien untuk menggunakan skala nyeri 1-10
3. Berikan obat untuk mengurangi nyeri
|
R : membabntu meyakinkan bahwa penanganan dapat
memenuhi kebutuhan pasien dalam mengurangi nyeri
R : memfasilitasi pengkajian yang akurat tentang
tingkat nyeri pasien
R : mengurangi nyeri
|
||
2.
gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, dan
berkurangnya kelenturan
|
1.
Posisikn
pasien untuk mempertahankan sikaptubuh yang tepat
2. Balik dan atur posisi pasien minimal setiap 2 jam
3. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan
diri sesuai toleransi
4. Jelaskan alasan mempertahankan atau meningkatkan
aktivitas
|
R : mempertahankan fungsi sendi dan mencegah
deformitas muskuloskletal
R : pembalikan posisi dapat membantu mencegah
kerusakan kulit dengan mengurangi penekanan
R : menumbuhkan kemandirian dan meningkatkan
mobilitas
R : pendidikan dapat membantu pasien dalam
menghindari intoleransi aktivitas
|
||
3.
Risiko
kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan efek-efek iritan mekanika
atau tekanan sekunder terhadap tirah baring
|
1.
Dorong
kepatuhan pasien untuk melakukan latihan rentan pergerakan sendi atau regimen
latihan fisik yang dapat ditoleransinya
2. Ajarkan kepada pasien tentang factor resiko dan pencegahan
cedera
3. Pertahankan hidrasi yang adekuat, pantau dan
asupan dan haluaran
4. Ajarkan latihan relaksasi dan teknik penrunan
stress
|
R : meningkatkan sirkulasi rteri dan aliran blik vena melalui
peningkatan kontraksi relaksasi otot
R : pendidikan kesehatan tentang fktor yang
mempengaruhi penyakit vascular perifer dan pencegahan kerusakan jaringan
dapat mencegah komplikasi
R : hidrasi yang adekuat menurunkan fiskositas
darah dan menurunkan resiko pembentukan bantuan
R : membantu mencegah terjadinya episode
|
||
4.
Gangguan
nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh b.d obesitas.
|
1.
Timbang
berat badan setiap minggu atau sesuai anjuran
2. lakukan kerjasama dengan pasien untuk menentukan
suatu target berat badan yang realistis
3. pantau asupan dan haluan cairan dan kaji adanya
edema
4. anjurkan mengkonsumsi makanan mengandung lemah
kalori dan lemak dan tinggi kompleks karbohidrat dan serat
5. tentukan mkanan kesukaan psien
|
R : memantau keefektifan diet
R : keterlibatan dalam perencanaan asuhan
keperawatan
R : retensi cairan dapat meningkatkan berat badan
R : membantu pasien merencanakan makanan yang
bergizi dan seimbang
R : mengevaluasi kebiasaan makannya dan memasukkan
makanan kesukaannya ke dalam diet
|
||
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Low Back Pain adalah nyeri kronik
atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau terdesaknya otot
para vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus
pulposus,kelemahan otot,osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang.
Struktur spesifik dalam system
saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi sensasi nyeri. Sistem yang
terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai system nosiseptif.
Sensitifitas dari komponen system nosiseptif dapat dipengaruhi oleh sejumlah
factor dan berbeda diantara individu.
Tidak semua orang yang terpajan
terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi
sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain
B.
SARAN
Diharapkan pada pembaca taua
masyarat pada umumnya untuk memahamu pengertian dari HNP dan mengetahui
bagaimana mencegah agar tidak terserang HNP atau mengobati HNP secara benar dan
tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar