BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud
bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain.
Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hisup bersama antar
manusiaakan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi yang
mempengaruhinya.
Komunikasi
dapat terjadi pada siapa saja, baik antar guru dengan muridnya, orangtua dengan
anaknya, pimpinan dengan bawahannya, antara sesama karyawan dan lain
sebagainya. Melakukan komunikasi merupakan bagian terpenting dari semua
aktivitas, agar timbul pengertian dalam menyelesaikan tugas masing-masing.
Komunikasi
merupakan proses penyampaian ide, pemikiran, pendapat dan berita ke suatu
tempat tujuan serta menimbulkan reaksi umpan balik.
Agar
komunikasi berjalan efektif harus memenuhi prinsip-prinsip dasar komunikasi;
hal inilah yang akan penulis uraikan pada bab selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
PRINSIP-PRINSIP
DASAR KOMUNIKASI
A.
Pengertian Komunikasi
Sebelum
kita memahami bagaimana prinsip-prinsip dasar komunikasi lebih jauh, kita perlu
terlebih dahulu memahami apa yang dimaksud dengan komunikasi itu sendiri.
- Menurut Bahasa
Kata
komunikasi berasal dari bahasa Inggris “Communicate” artinya menghubungkan,
berhubungan dengan.”http://fadliyanur.multiply.com/journal/item/38
- _ftn1
- Menurut Istilah
Adapun
pengertian komunikasi menurut istilah yaitu:
a.
Pengertian komunikasi menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia oleh W.J.S. Poerwadarminta mengatakan bahwa komunikasi itu adalah
perhubungan oleh pihak ketiga.http://fadliyanur.multiply.com/journal/item/38
- _ftn2
b.
Pengertian komunikasi menurut Ensiklopedia
adalah penyelenggaraan tata hubungan kegiatan menyampaikan warta, dari satu
pihak ke pihak lain dalam suatu organisasi/instansi.http://fadliyanur.multiply.com/journal/item/38
- _ftn3
Dari
beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
suatu proses penyampaian berita dari suatu pihak ke pihak lain dengan
mempergunakan suatu sarana untuk mendapatkan saling pengertian antara kedua
belah pihak.
B. Prinsip-prinsip Dasar
Komunikasi
Adapun
prinsip-prinsip dasar komunikasi itu antara lain :
- Adanya Proses Komunikasi
Apakah
biasanya yang terjadi jika suatu proses komunikasi sedang berlangsung berikut
ini adalah beberapa contoh kejadian yang oleh hampir tiap orang dinyatakan
sebagai komunikasi.
a.
Seorang anak kecil menangis di tengah malam mencari
ibunya.
b.
Seorang pengendara mobil menyembunyikan tuter (klakson)
memperingatkan seorang penjalan kaki agar minggir.
c.
Nyala lampu lalu lintas berubah dari hijau ke merah.
d.
Seekor kucing mengeong karena ada kucing lain yang mau
merebut ikan.
Dalam
semua contoh di atas, pihak-pihak yang berpartisipasi atau dengan kata lain
yang turut mengambil bagian dalam proses komunikasi, saling memanfaatkan atau
berbagi informasi. Unsur dasar dalam komunikasi adalah informasi.
Proses
yang mendasar dalam komunikasi adalah penggunaan bersama atau dengan kata lain
ada yang memberi informasi (mengirim) dan ada yang menerima informasi.
Penggunaan bersama di sini tidak harus yang memberi dan yang menerima harus
saling berhadapan secara langsung akan tetapi bisa melalui media lain, seperti
tulisan, isyarat, maupun yang berupa kode-kode tertentu yang bisa dipahami.
Kesimpulannya,
bahwa dalam proses komunikasi, pihak-pihak peserta dalam komunikasi menciptakan
pesan-pesan yang berupa informasi bisa berbentuk pola, isyarat ataupun simbol,
dengan harapan akan mengutarakan suatu makna tertentu bagi peserta-peserta lain
(penerima).
- Makna yang Dikandung Pesan
Dalam
bagian sebelum ini, pesan dibahas sebagai suatu kumpulan pola-pola
isyarat-isyarat atau simbol-simbol, baik pola, isyarat maupun simbol itu
sendiri tidak mempunyai makna, karena hanya berupa perubahan-perubahan wujud
perantara yang berguna untuk komunikasi.
Makna
adalah balasan terhadap pesan. Kita sudah mengetahui bahwa suatu pesan itu
terdiri dari isyarat-isyarat atau simbol-simbol yang sebenarnya tidak
mengandung makna. Makna baru timbul, jika ada seseorang yang menafsirkan
isyarat atau simbol bersangkutan dan berusaha memahami artinya. Dari segi
psikologis, isyarat atau simbol bertindak selaku perangsang untuk membangkitkan
balasan di pihak penerima pesan.
Adapun
makna balasan itu terbagi dua, yaitu :
a.
Makna Penegas
Makna
penegas adalah sejenis balasan yang menamakan atau menggambarkan objek yang
ditujukan oleh suatu isyarat tertentu. Makna penegas mengenali, menunjuk dan
memisahkan sesuatu. Misalnya : kursi. Kursi bukan meja, kursi bukan orang,
kursi bukan rumah.
Isyarat
dari masing-masing objek ini menonjolkan dan membedakannya dari objek lainnya.
Inilah yang dilakukan oleh makna penegas.
b.
Makna Tambahan
Makna
tambahan adalah sejenis balasan dari segi perasaan, yang menyebabkan timbulnya
reaksi terhadap suatu isyarat tertentu dengan perasaan takut, yakin, tidak
senang dan sebagainya. Reaksi ini terpisah dari gambaran yang timbul dalam
pikiran.
- Menuju Suatu Model Proses Komunikasi yang Umum
dan Memusat
Ada
tiga model dalam proses komunikasi, yaitu :
a.
Model Umpan Balik
Istilah
“umpan balik” sering dipergunakan bagi informasi yang didapat kembali oleh
sumber dari penerima tujuan “umpan balik” ini adalah guna menilai pengaruh
pesannya atau untuk melihat sampai seberapa jauhkah si penerima memahami makna
yang ada pada diri sumber mengenai pesan yang digunakan bersama. Umpan balik
ini dapat berupa wajah penerima yang kelihatan bingung atau berupa pulangnya
kembali seorang pasien dalam waktu satu bulan ke klinik, mengikuti petunjuk
untuk mendapatkan satu seti pil anti hamil lagi. Kadang-kadang “umpan
balik” terlambat sekali datangnya. Misalnya jika pasien baru datang kembali
beberapa bulan keudian, tetapi dalam keadaan hamil kebali. Kadang-kadang sama
sekali tidak terdapat umpan balik atau kalaupun datang sudah tidak berguna
lagi; misalnya jika bom ang hendak diamankan meletus ketika sumbu ledaknya
dicabut.
Jika
pihak yang diajak berkomunikasi tidak atau kurang memahami maksud kita,
susunlah sandi yang mirip dengan masalah tetapi berlainan wujudnya, agarjangan
sampai pemahamannya tidak memencar.
b.
Model Timbal Balik
Pada
model timbal balik, proses komunikasi tidak hanya terbatas pada penerimaan
sumber terhadap informasi mengenai pengaru pesannya (umpan-balik) pada diri
penerima. Proses komunikasi ini tidak terhenti sesudah umpan balik, melainkan
berbalik kembali ke peserta pertama. Dan pihak pertama ini menyusun pesan yang
baru lagi. Jadi ingkarannya berulang kembali.
c.
Model Komunikasi yang Memusat
Model
komunikasi yang memusat, mirip wujudnya dengan model dua tahap, akan tetapi
pada model komunikasi yang memusat perubahan arah yang diambil oleh
peserta-peserta bergerak melingkar dan adanya pengertian bersama sebagai hasil
akhir dala proses komunikasi. Di sini, pengertian bersama diperlakukan sebagai
arah yang ideal atau sebagai hasil akhir yang ideal dalam proses komunikasi.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian berita dari
suatu pihak ke piak lain dengan mempergunakan suatu sarana untuk mendapatkan
saling pengertian antara kedua belah pihak.
2.
Prinsip-prinsip Dasar Komunikasi, yaitu :
a.
Adanya proses komunikasi.
b.
Makna yang dikandung pesan.
c.
Menuju suatu model proses komunikasi yang umum dan
memusat.
3.
Adapun makna balasa itu terbagi dua, yaitu:
a.
Makna penegas.
b.
Makna tambahan.
4.
Ada tiga model dalam proses komunikasi, yaitu :
a.
Model umpan balik.
b.
Model timbal balik.
c.
Model komunikasi yang memusat.
B. Saran
Dalam
menyampaikan informasi harus memperhatikan lawan bicara atau penerima
informasi, baik dari segi usia, pengetahuan, situasi dan kondisi waktu
penyampaiannya, agar dengan begitu pesan atau informasi yang kita sampaikan
mendapat balasan yang positif dan memusat.
DAFTAR PUSTAKA
Baraba, Faiz, CS, Kamus Lengkap
Inggris-Indonesia, Surabaya, Indah, 1994.
Karyono, Hari, Etika Komunikasi, Bandung:
Angkasa, 1995.
Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum
Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1985.
Sehramm, D. Lawrence Kincaid dan Wilbul, Asas-asas
Komunikasi Antar Manusia, Penerjemah Agus Setiadi, Jakarta. LP3ES, 1977.
Shadily, Hasan, Ensiklopedi Indonesia,
Jakarta, Inchisar Baru van Hoeve, 1982.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar